ilustrasi uang (Unsplash/Jp Valery)
Menanggapi polemik yang terjadi, Muhammad Ilyas memberikan klarifikasi. Dia mengaku bahwa surat tersebut hanya diberikan kepada 16 orang yang selama ini rutin berpartisipasi dalam kegiatan sosial di kelurahannya.
"16 orang kita kasihkan undangan, mereka langganan, dan ini memang permintaan dari warga," kata Ilyas.
Ia menyebut, total dana yang bisa terkumpul dari permohonan itu diperkirakan maksimal Rp1,5 juta. Dana tersebut direncanakan untuk menyediakan takjil bagi masyarakat yang masih berada di wilayah itu saat menjelang Idulfitri.
Menurut Ilyas, penggalangan bantuan diadakan karena pada hari-hari terakhir Ramadan, banyak warga yang sudah pulang kampung. Karena itu, warung-warung tutup dan masyarakat kesulitan mendapatkan makanan berbuka puasa.
"Biasanya akhir Ramadan menuju Idulfitri, warung-warung banyak yang tutup, sementara orang masih butuh buka puasa. Jadi saya tiap tahun inisiatif bagi takjil," jelasnya.
Dia juga menegaskan tidak ada nominal yang dipatok. Surat tersebut dibuat atas permintaan warga yang ingin ada laporan resmi ke pimpinannya.
"Kita juga tidak patok nominal (bantuan), sesuai kemampuan karena mereka juga yang minta. Dibuatkan surat katanya supaya ada laporan ke pimpinannya," katanya.
Namun, dia akhirnya menarik kembali surat tersebut untuk menghindari polemik lebih lanjut. "Sudah dibatalkan (suratnya), ditiadakan saja daripada ribut," katanya.