Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kamar hotel (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Makassar, IDN Times - Tingkat hunian kamar hotel (okupansi) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mengalami pergerakan positif. Meski terlihat lamban, namun kenaikan ini diprediksi berlangsung kembali pada pekan-pekan selanjutnya.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga, mengatakan tingkat hunian kamar hotel rata-rata hanya 25-30 persen di awal masa liburan Lebaran. Tapi bagi pelaku usaha hotel di Makassar, kata dia, kondisi ini sesuatu yang tidak mengagetkan karena sudah menjadi siklus.

"Tapi ke depan kita optimis karena kondisi ekonomi sudah mulai bergerak hingga hunian ke depan akan bisa tembus 58-60 persen," kata Anggiat, ketika dihubungi IDN Times, Senin (16/5/2022).

1. Hunian hotel Makassar mengandalkan MICE

Warga menanti saat berbuka puasa (ngabuburit) di pelataran Masjid Terapung Amirul Mukminin, Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (5/4/2022). Sebagian umat muslim di Makassar memilih menunggu saat berbuka puasa bersama keluarga dan kerabat di Anjungan Pantai Losari Makassar sambil menikmati matahari tenggelam (sunset). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.

Menurut Anggiat, hunian hotel di Makassar saat libur panjang pada umumnya berbeda dengan beberapa daerah di Sulsel, khususnya yang memiliki destinasi wisata populer. Sebut saja Kabupaten Gowa yang memiliki Malino, Bulukumba dengan Tanjung Bira dan Toraja di mana hunian hotel bergerak signifikan.

Sementara hunian di Makassar pada umumnya sepi. Hal itu mengingat karena Makassar identik dengan destinasi MICE (meetings, incentives, conferences, exhibitions) atau dikenal juga dengan sebutan industri pariwisata pertemuan yang menggunakan hotel sebagai lokasi.

"Tapi liburan panjang kali ini sedikit berbeda karena ada acara pernikahan anaknya Pak Wali Kota dan lanjut kegiatan PSBM (Pertemuan Saudagar Bugis Makassar) hingga hunian sekarang bergerak positif," kata Anggiat.

2. Industri hotel pernah nyaris tumbang

Tamu sedang melakukan check in di Hotel Aruss Semarang saat libur Lebaran 2022. (Dok. Hotel Aruss Semarang)

Di awal-awal masa pandemik COVID-19, hotel-hotel di Makassar pernah terancam hampir tumbang karena situasi pandemik yang tak kunjung mereda. Ditambah lagi dengan aturan PPKM yang membuat masyarakat mengurangi aktivitas pertemuan termasuk di hotel.

Pada pertengahan 2021, PHRI Sulsel mencatat rata-rata tingkat hunian kamar hotel di Makassar hanya 18 persen. Kondisi itu jelas sangat memprihatikan.

3. BPS catat peningkatan tingkat hunian hotel

Hotel Aston Cirebon memilih mengosongkan kamar hotel di situasi pandemi COVID-19. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Saat itu, Badan pusat Statistik Sulsel juga mencatat penurunan tingkat hunian kamar hotel. Pada Mei 2021, tingkat hunian hanya 30,29 persen atau turun 5,26 poin dibandingkan April 2021. 

Data terbaru BPS pada 9 Maret 2022, menunjukkan bahwa tingkat hunian kamar hotel di Makassar mencapai 51,16 persen. 

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Sulawesi Selatan pada Maret 2022 naik 10,89 poin dibandingkan dengan TPK pada Februari 2022, yaitu dari 40,27 persen pada Februari 2022 menjadi 51,16 persen pada Maret 2022. 

Bila dibandingkan dengan Maret 2021 (36,16 persen), TPK hotel Klasifikasi bintang pada bulan Maret 2022 naik 15,00 poin. 

Editorial Team