Pemandangan Istana Balla Lompoa milik Kesultanan Gowa, Sulawesi Selatan, tahun 1937. (Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures)
Catatan berikutnya datang dari Kerajaan Bajeng yang menguasai lereng-lereng Gunung Lompobattang, atau saat ini berada di Kabupaten Gowa. Pada tanggal 14 Agustus 1945, tiga hari sebelum Proklamasi, bendera Merah Putih berkibar di depan Istana Balla Lompoa.
Kusuma Ningrum dkk dalam artikel jurnal "Upacara Gaukang Tu Bajeng Kabupaten Gowa 1945-2017" (Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan, Vol 5 No.1 Januari 2018), dijelaskan bahwa bendera tersebut dikibarkan dalam rangka upacara pengibaran pusaka kerajaan bernama Gaukang. Gaukang sendiri berupa dua lembar bendera berwarna merah dan putih dan disimpan di Balla Lompoa.
Awalnya, seorang opsir Jepang bernama Fukusima hendak melihatnya secara langsung. Namun ditolak oleh para tetua adat Kerajaan Bajeng yang dinamakan Batang Banoa Appaka . Alasannya, pusaka kerajaan bukanlah sebuah benda yang bisa dilihat dengan bebas oleh sembarang orang.
Kompromi dipilih. Sebuah upacara diadakan di istana kebesaran Gowa-Tallo tersebut. Dwiwarna berkibar, direstui oleh petinggi militer Jepang. Sejak saat itu, keturunan Kerajaan Bajeng rutin menggelar upacara Gaukang Tu Bajeng tiap tanggal 14 Agustus.
Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.