Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Makassar, IDN Times - Tujuh kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terdampak kekeringan. Masyarakat mulai mengalami krisis air bersih dan hanya menunggu kiriman air dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Towadeng, mengatakan dari tujuh kecamatan terdampak, ada empat kecamatan yang terdampak paling parah.

"Memang sudah terdampak sampai tujuh kecamatan tapi yang ekstrem ada di empat, kecamatan yaitu Bontoa yang terparah, Kecamatan Lau, Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Marussu," kata Towadeng, Kamis (3/10/2024).

1. Puluhan ribu warga terdampak

Ilustrasi bencana kekeringan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Towadeng menyebut Kecamatan Bonta adalah yang terparah. Di kecamatan ini, ada sekitar 17.500 jiwa yang terdampak. Kemudian, dial Kecamatan Lau ada sekitar 500 jiwa, dan di Kecamatan Maros Baru ada sekitar 4.000 jiwa.

Dia mengatakan kekeringan juga berdampak di Kecamatan Tanralili, Simbang dan Tompobulu. Namun masyarakat di wilayah tersebut masih dianggap dekat dengan sumber air sehingga masih memungkinkan untuk disuplai.

Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi di Kecamatan Bontoa terutama di pesisir Kecamatan Lau dan Maros Baru yang ada di pesisir. Di kecamatan ini, akses untuk mendapatkan air bersih memang sangat sulit.

"Jadi ketika kami tidak menyuplai air bersih ke sana, memang akan sangat terasa bagi masyarakat kita yang ada di pesisir," kata Towadeng.

2. Terkendala kurangnya armada dan anggaran

Editorial Team

Tonton lebih seru di