Ilustrasi Pernikahan (IDN Times/Arief Rahmat)
Penghujung Oktober 2018, Siavash kemudian memberanikan diri untuk melamar Vivi dalam pertemuan dengan orangtuanya di Makassar. Vivi mengaku lamaran membuatnya semakin mempercayai Siavash. Selain menyediakan rumah, selama pacaran dia juga kerap memberikan kebutuhan sampai memenuhi fasilitas hidup Siavash.
"Awalnya saya tidak curiga karena setiap hari dikasih siraman rohani, karena kan sudah dibaptis. Apalagi sudah melamar. Tapi ternyata di balik itu, belakangan ada niat buruknya sama saya. Dia sengaja mendekati saya, memperdayai saya hanya untuk menipu," imbuhnya.
Selain Siavash, Vivi juga mengaku sempat membiayai Baback karena menganggapnya orang dekat dengan kekasihnya. Pembiayaan seperti biaya pengobatan anaknya di Iran, sampai transportasi pemeriksaan kesehatan anaknya di Jakarta. Vivi menyebut jumlahnya ditaksir mencapai Rp40 Juta.
Intens dimintai sejumlah uang sejak pertama kali menjalin hubungan asmara. Korban pun menuntut janji Siavash untuk menikahinya. Namun harapan itu tak kunjung terwujud. Puncaknya pada Januari 2019, Siavash meminta izin pulang ke negara asalnya dan berjanji akan segera kembali pada 12 Januari 2020, tanggal kesepakatan untuk keduanya menikah.
Saat Siavash hendak berangkat ke Iran, Vivi memberi uang senilai USD2.400 (Rp35 juta kurs saat itu) kepada Siavash untuk membeli bibit dan bubuk safron, dan bekal Siavash kembali ke Indonesia. Selama di Iran, Siavash juga kerap meminta uang kepada Vivi.
"Jadi dia minta ditransfer, sekitar 6 sampai 7 kali saya sudah transfer, ada buktinya semua. Cuma sistem pengiriman uang ke negara embargo Amerika itu tidak mudah untuk dibuktikan karena lewat pihak ketiga. Hampir Rp100 juta yang saya kasih dia," ungkapnya.