Makassar, IDN Times - Bagi masyarakat kurang mampu atau miskin, bantuan sembako dari pemerintah merupakan sesuatu yang sangat berarti. Sembako itu bisa membuat dapurnya tetap mengepul serta digunakan untuk menyambung hidup di tengah kondisi serba kekurangan.
Namun, tak sedikit warga mengeluh, bukan karena sembakonya, melainkan proses administrasinya yang ribet dan kaku. Bahkan warga terkadang harus bolak-balik ke kantor camat atau kelurahan untuk mendapatkan sekantong sembako. Bahkan, warga yang namanya tercatat sebagai penerima bantuan, harus datang langsung mengambil bantuan tersebut, tak bisa diwakili. Padahal tak semua penerima bantuan kondisinya sehat.
Seperti yang dialami seorang nenek berusia 85 bernama Wahbah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam kondisi yang sudah sulit berjalan dan hanya bisa terbaring di kasur, ia terpaksa digendong kerabatnya keluar dari rumah lalu diangkut menggunakan becak motor (bentor) ke kantor kecamatan demi mendapatkan bantuan sembako.
