Bone, IDN Times - Kecelakaan maut yang melibatkan satu unit mobil penumpangg dengan mobil truk terjadi di jalan poros Bone-Makassar, Lingkungan Taring Tellue, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, sekitar pukul 15.00 Wita, Senin (10/6).
Dalam kecelakaan itu, satu orang penumpang mobil Daihatsu Ayla berinisial CM (20) meninggal dunia di lokasi kejadian. Saat ini jenazah korban dievakuasi ke Puskesmas Tana Batue, Kecamatan Libureng.
Korban meninggal dunia merupakan salah satu mahasiswi di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Selain korban tewas, pengemudi Ayla, yang diketahui berinisial H (23), dilarikan ke rumah sakit, karena mengalami luka akibat tabrakan. H diketahui beralamat di BTN Florinda, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Kapolres Bone AKBP Kadarislam yang dikonfirmasi, menyebutkan mobil Daihatsu Ayla yang dikemudikan H, bergerak dari arah Makassar menuju Bone, melaju dalam kecepatan tinggi saat berada di jalan turunan dan menikung.
“Dan, badan mobil masuk jalur yang dilalui mobil truk Hino, dan terpental masuk jurang dengan kedalaman 5 meter,” ujar Kadarislam.
Pasca kejadian, sopir truk Hino berinisial H (42) diamankan ke Mapolres Bone, sementara kendaraannya dibawa ke Mapolsek Libureng. Sopir truk nahas diketahui beralamat di Kecamatan Bengo, Bone.
Mobil Daihatsu Ayla korban mengalami kerusakan parah di bagian depan. Diperkirakan mesin dan roda penggerak depan rusak setelah menghantam truk dari arah depan.
Sementara itu, mobil truk Hino rusak di pintu sebelah kanan, bemper penyok dan lampu depan sebelah kanan pecah. Anggota Polsek Libureng juga telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), guna mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan terkait peristiwa kecelakaan maut ini.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Dicky Sondani menyebutkan data analisis dan evaluasi (Anev) Operasi Ketupat 2019 mencatat jumlah kecelakaan lalu lintas menurun dari 122 kasus pada tahun 2018 turun menjadi 41 kasus di tahun 2019. Sedangkan korban jiwa meningkat, di tahun 2018 sebanyak 20 jiwa, sedangkan di tahun 2019 korban jiwa bertambah menjadi 25 jiwa.
Sementara itu, kerugian materil juga menurun sekitar 54 persen dari tahun sebelumnya, sekitar Rp215 juta turun menjadi sekitar Rp100 juta.