Survei INDIKATOR di Pilwali Makassar, Appi-Aliyah Unggul

Makassar, IDN Times - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham, unggul dalam hal elektabilitas dan popularitas di para kandidat lainnya. Ini berdasarkan hasil survei yang dirilis lembaga survei INDIKATOR.
Survei ini dilakasanakan antara tanggal 30 September hingga 8 Oktober 2024. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia di Kota Makassar yang punya hak pilih dalam pemilihan umum. Mereka adalah yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah ketika survei dilaksanakan.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 800 orang. Ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MOE) sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh kecamatan di Kota Makassar yang terdistribusi secara proporsional.
1. Elektabilitas Appi-Aliyah tertinggi, di angka 36,7 persen

Hasil survei ini disampaikan oleh Founder sekaligus Peneliti Utama INDIKATOR, Prof Burhanuddin Muhtadi, secara virtual melalui Zoom, Sabtu (12/10/2024). Berdasarkan survei INDIKATOR secara elektabilitas, pasangan Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham (MULIA) memimpin dengan angka 36,7 persen.
Di posisi kedua, ada pasangan Indira Yusuf Ismail dan Ilham Ari Fauzi Amir Uskara (INIMI) dengan angka 25 persen. Sementara, pasangan Andi Seto Gadhista Asapa dan Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) menempati posisi ketiga dengan angka 18,9 persen. Pasangan Muhammad Amri Arsyid dan Abdul Rahman Bando di posisi terakhir dengan angka 3,6 persen.
"Sisanya merupakan massa mengambang sekitar 15,9 persen," kata Burhanuddin.
2. Appi juga unggul secara popularitas

Tidak hanya unggul dalam elektabilitas, Munafri Arifuddin juga memimpin dalam hal popularitas. Sebanyak 81,7 persen responden mengetahui atau mengenal Munafri dengan tingkat kesukaan 78,2 persen.
Indira Yusuf Ismail menempati urutan kedua dalam popularitas dengan 74,6 persen responden mengetahui atau mengenal mereka dan tingkat kesukaan sebesar 59,2 persen. Di posisi ketiga ada Andi Seto Gadhista Asapa yang ditahu atau dikenal oleh 72,2 persen responden namun hanya 48,8 persen yang menyukainya.
Sementara Muhammad Amri Arsyid hanya sebesar 32 persen yang mengetahui atau mengenalnya. Tingkat kesukaannya juga tidak besar yakni hanya 36,2 persen.
3. Keunggulan Appi disebut belum dominan

Burhanuddin menjelaskan Munafri memang unggul secara elektabilitas dan popularitas. Namun keunggulannya belum dominan meskipun statistik tampak signifikan perbedaannya dengan kandidat yang lain.
"Yang ingin saya tekankan secara politik elektoral belum cukup aman betul karena kita tahu di tingkat kabupaten/kota itu geografi dan populasi pemilih lebih sedikit sehingga dinamika elektoral dalam pengalaman kami sebelumnya itu jauh lebih dinamis misalnya di tingkat provinsi," kata Burhanuddin.
Dia menjelaskan kondisi geografi di tingkat provinsi lebih luas dan pemilihnya juga lebih banyak. Kemampuan timses maupun calon untuk penetrasi pemilih dalam tingkat provinsi apalagi tingkat nasional juga jauh lebih sulit ketimbang di kabupaten kota.
"Artinya, meskipun Munafri dan Aliyah sekarang sudah unggul tapi keunggulannya belum aman. Belum bisa tidur nyenyak apalagi pemilu masih ada 40 hari ke depan," kata Burhanuddin.
4. Kondisi survei bisa berbeda dengan partisipasi

Survei pra pemilu, kata Burhanuddin, bersifat random parameter berdasarkan opini yang berkembang saat survei dilaksanakan. Kondisinya bisa berubah termasuk variabel partisipasi.
"Ini berkaitan dengan apakah intensi memilih yang sudah diberikan kepada Pak Munafri itu diterjemahkan dalam bentuk kehadiran di TPS atau tidak," kata Burhanuddin.
Jika misalnya mereka punya prefrensi memilih entah itu Seto, Indira, atau Munafri tetapi tidak diturunkan dalam bentuk partisipasi hari H maka efek elektoralnya tentu tidak krusial.
"Karena dalam survei, kami yang mendatangi calon pemilih tapi dalam konteks partisipasi, pemilih yang harus mendatangi TPS," kata Burhanuddin.
Dia juga menyinggung soal posisi Amri yang di urutan terbawah. Dia menjelaskan biasanya calon yang didukung PKS punya kemampuan mobilisasi yang lebih kuat dan pemilihnya cenderung lebih punya intensi bahkan datang ke TPS.
"Jadi sanagat mungkin suara Amri Arsyid itu akan lebih tinggi dibandingkan prediksi survei hari ini karena kecenderungan pemilih PKS untuk datang ke TPS itu biasanya lebih tinggi ketimbang pemilih partai-partai yang lain," katanya.