Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250630_201345.jpg
Tampilan portal SPMB Makassar, Senin (30/6/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • Ketua Panitia SPMB Disdik Makassar, Syarifuddin, mengakui distribusi siswa belum merata di sekolah favorit dan akan mendistribusikan siswa yang tidak tertampung ke sekolah dengan kuota kosong.

  • Disdik Makassar berencana membuka tujuh SMP negeri baru melalui mekanisme regrouping untuk memecah konsentrasi pendaftar di sekolah-sekolah unggulan.

  • Syarifuddin menegaskan pemerintah menjamin mutu sekolah negeri tetap setara sesuai standar kurikulum dan menjamin semua pendaftar akan terakomodir sesuai kuota zonasi.

Makassar, IDN Times - Memasuki hari keempat pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar kembali menghadapi persoalan klasik. Pendaftar menumpuk di sekolah-sekolah favorit, sementara sebagian sekolah lain justru kekurangan murid.

Sejak dibuka 30 Juni 2025 lalu, sistem pendaftaran sempat terkendala server overload pada hari pertama. Meski kemudian berjalan lancar, data pendaftar menunjukkan ketimpangan distribusi siswa belum terpecahkan.

Di SMP 30 misalnya, jumlah pendaftar sudah menembus 600 orang, padahal daya tampungnya hanya 356 siswa. Kondisi serupa terjadi di sejumlah SMP negeri lain yang rutin diserbu pendaftar setiap tahun. 

Sebaliknya, beberapa sekolah penyangga justru sepi peminat. SMP 49 di Kopa, misalnya, hanya diisi 15 pendaftar dari total kuota 95 kursi jalur domisili.

1.Distribusi ulang jadi opsi

Ketua Panitia SPMB Disdik Makassar, Syarifuddin. (Dok. Istimewa)

Ketua Panitia SPMB Disdik Makassar, Syarifuddin, mengakui situasi ini terjadi berulang setiap tahun, utamanya pada jalur domisili. Alih-alih menambah rombongan belajar (rombel), Disdik memilih opsi distribusi ulang pendaftar ke sekolah dengan kursi kosong.

"Kita tidak menambah rombel, tetapi mendistribusikan siswa yang tidak tertampung ke sekolah yang kuotanya masih kurang,"  kata Syarifuddin, Kamis (3/7/2025).

Orang tua murid yang anaknya tidak lolos di sekolah favorit akan dipanggil langsung untuk diarahkan ke sekolah penyangga, seperti SMP 21, SMP 23, SMP 52, atau SMP 53. Syarifuddin juga memastikan data pendaftar tetap terekam dalam sistem sehingga tidak perlu mendaftar ulang secara daring.

Kebijakan distribusi siswa bukan solusi baru. Pola ini sudah berkali-kali diterapkan, namun tak menyentuh akar persoalan yakni minimnya pemerataan persepsi mutu sekolah. Pilihan orang tua yang berbondong-bondong ke sekolah favorit menunjukkan kepercayaan publik pada mutu sekolah belum merata.

2. Rencana regrouping tujuh SMP baru

Ilustrasi SMP Negeri. (IDN Times/Daruwaskita)

Disdik Makassar pun berencana membuka tujuh SMP negeri baru melalui mekanisme regrouping mulai tahun depan. Sejumlah SD dengan jumlah murid minim akan digabung menjadi SMP penyangga di kawasan padat penduduk, seperti Cenderawasih dan sekitar Pertamina Senggola. Langkah ini diharapkan memecah konsentrasi pendaftar di sekolah-sekolah unggulan.

"Kita akan mendirikan 7 sekolah baru untuk menyangga sekolah yang menumpuk pendaftarnya. Tahun ini proses administrasinya kita tuntaskan, supaya tahun ajaran baru 2026 sudah bisa mulai menerima siswa," kata Syarifuddin.

Syarifuddin menjamin pendirian sekolah regrouping lebih hemat karena memanfaatkan gedung SD yang masih layak pakai. Namun, persoalan mutu tak cukup berhenti di penambahan gedung dan rombel. 

Tanpa pemerataan tenaga pengajar dan fasilitas, sekolah penyangga rawan jadi sekadar solusi administratif. Syarifuddin pun meminta orang tua tidak terpaku pada label sekolah favorit. 

3. Jamin mutu sekolah negeri tetap setara standar kurikulum

Ilustrasi Sekolah Dasar Negeri.(IDN Times/Daruwaskita)

Syarifuddin menegaskan pemerintah menjamin mutu sekolah negeri tetap setara sesuai standar kurikulum. Namun, komitmen tersebut kerap berhadapan dengan fakta di lapangan seperti disparitas sarana, tenaga pengajar, hingga capaian prestasi.

SPMB 2025 masih akan dibuka hingga 4 Juli 2025 besok.  Disdik menjamin semua pendaftar akan terakomodir sesuai kuota zonasi.

"Masih ada waktu hingga akhir pendaftaran. Kami pastikan anak-anak tetap terakomodir dengan pemerataan distribusi di sekolah-sekolah yang kuotanya belum penuh," katanya. 

Adapun total terdapat 55 SMP negeri di Makassar. Sementara itu, SPMB 2025 hanya melayani pendaftaran jalur domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi, sesuai Permendikbud Ristek Nomor 3 Tahun 2025.

Editorial Team