(Guru memasang pembatas di meja siswa di sekolah di Korsel) Kantor berita Yonhap
Menurut praktisi pendidikan Amran Hapsan, rencana pembukaan kembali sekolah untuk proses belajar mengajar boleh-boleh saja. Asalkan dalam pelaksanaannya tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang ada dan instruksi dari pemerintah setempat.
"Selain itu, sekolah juga harus siap memfasilitasi semua komponen yang terlibat. Menyediakan hand sanitizer, kemudian pemeriksaan kesehatan secara rutin, membatasi pergerakan di lingkungan sekolah yang tidak terlalu penting. Saya kira kalau ini dilakukan secara disiplin, Insya Allah kita bisa lewati dengan baik," katanya.
Dia mengatkan, jika pemerintah ingin menjalankan new normal di sekolah maka harus dibarengi dengan kedisiplinan semua komponen pendidikan, di mana baik pemerintah maupun pihak sekolah harus saling beerkoordinasi. Selain itu, dibutuhkan pula peran orang tua.
"Orang tua mesti cek kondisi anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Kalau misalnya panas, flu, lebih baik langsung diperiksakan ke dokter. Begitu pun dengan guru di sekolah," kata Amran.
Dia mengatakan, meskipun jadwal belajar di sekolah diundur, tetap tidak ada jaminan bahwa virus corona akan hilang. Dengan demikian, hal terpenting saat ini adalah mencari solusi yang tepat termasuk soal teknis pemebelajarannya nanti.
"Teknis pembelajarannya harus dikonsep secara matang supaya sistem pembelajarannya tetap sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Meskipun sekarang kondisinya kurang bagus, tapi kita harus berjuang untuk hadapi kenyataan," kata Amran lagi.