Kakak korban SF, Suryani. IDN Times / Sahrul Ramadan
Selasa (28/1) petang kemarin, SF mengaku baru sadar ketika dia berjalan seorang diri di Jalan Pampang Raya, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. SF ditemukan oleh kerabat kakaknya, yang saat itu kebetulan sedang melintas dengan motor di jalan tersebut.
Karena informasi hilangnya SF telah diketahui keluarga, tetangga hingga aparat penegak hukum setempat, Babinsa dan Babinkamtibmas Rappocini, membuat kerabat sang kakak kemudian langsung mengantarnya SF pulang.
Ayah SF, Daeng Ngawing (51) mengatakan, anaknya sempat meminta izin untuk berkumpul bersama rekan-rekannya pada hari sebelum penculikan terjadi. Dia mengaku sempat tidak mengizinkan SF untuk keluar.
Namun setelah dia meninggalkan rumah untuk bekerja sebagai buruh bangunan, SF katanya belum pulang hingga malam hari. Situasi itu membuatnya cemas. "Saya sempat telepon-telepon tapi tidak tembus berapa kali sampai tengah malam. Jadi kita di sini keluarga pikir mungkin bermalam di rumah temannya," ucap Daeng Ngawing.
Hingga hari kedua, SF juga belum menampakkan diri di rumah. Saat itu pula, dua OTK kemudian menghubungi kakak SF, Suryani. Melalui komunikasi tersebut diketahui keluarga bahwa SF menjadi korban penculikan.
"Makanya di situ langsung kakaknya panik sampaikan ke kita di sini. Baru langsung lapor ke polisi. Supaya bisa dicari. Tau-taunya, baru kemarin kasian setelah kita cari-cari berapa hari itu. Akhirnya kemarin kembali juga ke rumah," kata Daeng Ngawing.