Makassar, IDN Times - Siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua di bawah naungan Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel), Muh. Yusril Ihza Werfete (20) asal Papua Barat, angkat bicara terkait dugaan pungutan liar (pungli) di lingkup SPN yang menyebutkan dirinya sebagai korban.
Ditemui jurnalis di SPN Batua, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, pada Sabtu malam (28/10/2023), Yusril pun membantah adanya pungli yang disangkakan oleh keluarga terkait uang tambahan seragam.
"Jadi tidak ada sama sekali itu pungli. Keluarga mungkin kurang paham yang saya sampaikan lewat telepon makanya ada salah komunikasi, itu (uang tambahan) semuanya yang saya minta dari program resimen kami dari siswa untuk siswa," ungkap Yusril.
Sebelumnya, tante Yusril, NS (38) asal Papua Barat mengeluhkan adanya biaya tambahan yang diduga diminta dari oknum SPN Batua untuk pembayaran seragam atau pakaian dinasi lapangan (PDL). Biaya tambahan itu diminta sebanyak 3 kali, pertama Rp5,3 juta, lalu Rp1,3 juta, dan Rp7 juta. Tapi keluarga Yusril hanya sanggupi permintaan 1 dan 2.