Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengacara Rudi S. Gani (49) ditemukan tewas akibat tembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/1/2025) (Dok. Polres Bone).
Pengacara Rudi S. Gani (49) ditemukan tewas akibat tembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/1/2025) (Dok. Polres Bone).

Intinya sih...

  • Setahun berlalu, pelaku tak terungkap. Polisi belum menemukan pelaku atau perkembangan signifikan terkait hasil penyelidikan.

  • Kasus penembakan Rudi S Gani ditangani tiga Kapolda, kini di tangan Djuhandhani. Kapolda Sulsel mengaku baru mempelajari kasus tersebut.

  • Kapolda Sulsel optimistis kasus ini dapat diungkap. Tim telah diturunkan untuk menelaah ulang seluruh proses penyelidikan yang telah dilakukan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Kurang dua hari lagi, kasus penembakan yang menewaskan pengacara senior asal Bone, Rudi S Gani, sudah tepat setahun. Namun hingga akhir 2025, misteri di balik pembunuhan tersebut masih belum terungkap. Korban ditembak saat merayakan malam tahun baru bersama keluarganya.

Rudi ditemukan meninggal dunia di kantornya yang berada di samping rumah mertuanya, Dusun Limpoe, Desa Pattuku Limpoe, Kecamatan Lappariaja, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada Kamis malam (31/12/2024).

1. Setahun berlalu, pelaku bak lenyap ditelan bumi

Hotman Paris menyoroti kasus penembakan yang menewaskan seorang advokat di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. (Instagram/hotmanparisofficial).

Kasus penembakan yang menghebohkan publik Sulawesi Selatan itu hingga kini masih gelap. Kepolisian belum menangkap pelaku maupun mengumumkan perkembangan signifikan terkait hasil penyelidikan.

Padahal, penyidik Polres Bone dengan dukungan Polda Sulsel telah memeriksa sedikitnya 42 orang saksi. Polisi juga menyita 12 pucuk senapan angin yang diduga berkaitan dengan senjata yang digunakan pelaku.

Selain itu, garis polisi telah dipasang di lokasi kejadian untuk merekonstruksi posisi pelaku saat membidik korban. Saat itu, Rudi diketahui tengah memegang piring berisi makanan dan ikan bakar.

Istri almarhum, Hj Maryam (45), juga telah menyerahkan sejumlah nama yang dicurigai kepada penyidik, baik di Polres Bone maupun saat dimintai keterangan di Mapolda Sulsel.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, publik nyaris tak lagi menerima pembaruan informasi terkait penyelidikan kasus tersebut.

2. Ditangani tiga Kapolda, kini di tangan Djuhandhani

Penyidik Polda Sulsel, Senin (6/1/2025) memeriksa istri Rudy S. Gani, pengacara yang tewas ditembak di Kabupaten Bone. (IDN Times/Darsil Yahya).

Kasus penembakan Rudi S Gani telah melewati kepemimpinan tiga Kapolda Sulsel. Peristiwa itu terjadi saat Polda Sulsel dipimpin Irjen Pol Yudiawan, lalu berlanjut ke masa Irjen Pol Rusdi Hartono, dan kini berada di bawah komando Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro.

Djuhandhani, alumnus Akpol 1991 dan rekan seangkatan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, mengaku baru beberapa bulan menjabat sebagai Kapolda Sulsel dan tengah mempelajari kasus tersebut.

“Saya baru menghimpun perkara itu. Kemarin satu per satu perkara tunggakan saya pelajari,” ujar Djuhandhani saat doorstop wartawan usai rilis akhir tahun di Mapolda Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Senin (29/12/2025).

3. Kapolda Sulsel: tak ada kejahatan yang sempurna

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro, saat menyampaikan perkembangan kasus penculikan Bilqis di Mapolda Sulsel, Kamis (13/11/2025). IDN Times/Darsil Yahya

Sebagai mantan Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Mabes Polri periode 2022–2025, Djuhandhani optimistis kasus ini dapat diungkap.

“Kebetulan latar belakang saya di situ juga. Banyak kasus-kasus menonjol terkait pembunuhan yang pernah saya tangani,” katanya.

Ia menegaskan telah menurunkan tim untuk menelaah ulang seluruh proses penyelidikan yang telah dilakukan.

“Apa yang sudah pernah dilaksanakan, akan kami lihat kembali. Kira-kira apa saja yang masih dibutuhkan untuk mengungkap kasus ini,” ujarnya.

Djuhandhani pun menutup dengan keyakinan bahwa kasus ini bukan jalan buntu. “Saya yakin, tidak ada kejahatan yang sempurna,” tegasnya.

Editorial Team