Makassar, IDN Times - Puluhan siswa SMA Negeri 11 Makassar menggelar aksi corat-coret baju seragam usai mengikuti hari terakhir pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (8/4).
Selain menggelar aksi corat-coret di depan sekolahnya, Jalan Andi Mappaodang, beberapa siswa lainnya menggelar konvoi sepeda motor di sekitar sekolah. Selain siswa SMA Negeri 11, siswa SMA Nasional di Jalan DR Ratulangi juga melakukan hal serupa.
Aksi corat-coret pakaian seragam sekolah yang dilakukan siswa kerap dikaitkan sebagai aksi vandalisme. Tradisi corat-coret seragam sekolah ini diwariskan turun-temurun dari siswa yang lulus ke adik-adik kelasnya, meskipun pihak guru dan Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan telah melarang siswa-siswanya aksi corat-coret setelah ujian.
“Kami sudah mengimbau pada guru dan pejabat kantor cabang dinas pendidikan untuk mencegah adanya aksi corat-coret dan konvoi usai ujian,” ujar Kepala Disdik Sulsel Irman Yasin Limpo.
Kepala Disdik Sulsel Irman Yasin Limpo menegaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk ikut mencegah siswa SMA berkonvoi menggunakan sepeda motor usai UNBK. Aksi ugal-ugalan siswa di jalan selain mengganggu ketertiban lalu lintas, juga mengancam nyawa siswa dan pengendara lainnya.
Pekan lalu, aksi konvoi siswa SMK se-Makassar menyebabkan kemacetan di beberapa jalan di Makassar, seperti Jalan Andi Jemma dan Jalan Veteran, Makassar.
Berbeda dengan sekolah lainnya, siswa SMA Negeri 16 di Jalan Amanagappa, lebih memilih menyumbangkan pakaian seragam bekas mereka kepada siswa lainnya yang kurang mampu dan membutuhkan seragam. Selain seragam siswa SMA 16 juga menyumbangkan buku-buku cetak dan sepatu bekas layak pakai yang dikoordinis pengurus OSIS SMA Negeri 16 Makassar.
Ketua OSIS SMA 16 Makassar, Dwi Yano Putra mengatakan, mereka berupaya menghilangkan kebiasaan buruk perayaan kelulusan dengan aksi corat-coret dan konvoi di jalan.
“Lebih baik kita sumbangkan pakaian seragam ke siswa lainnya yang lebih membutuhkannya,” tutur Dwi.