Rumah masyarakat Kecamatan Seko. IDN Times/Asrhawi Muin
Lokasi Kecamatan Seko yang berada jauh di pegunungan membuatnya sangat terisoliasi. Hal ini diperparah dengan kondisi jalan yang berlumpur, belum lagi kalau musim hujan yang membuatnya rawan longsor.
Kondisi jalan yang seperti itu membuat Seko sulit diakses oleh masyarakat luar, kecuali bagi mereka yang senang dengan kegiatan off road dan ingin memacu adrenalin. Itu pun perjalanan akan memakan waktu 3-4 hari.
Fasilitas kesehatan dan sarana kesehatan di Seko juga masih sangat terbatas. Untuk melayani 12 desa, hanya ada 7 unit Puskesmas, 28 Posyandu, dan 6 polindes dengan jumlah tenaga kesehatan hanya 21 orang. Sarana pendidikan walaupun sudah lengkap dari TK hingga SMA, tapi masih terbatas. Total ada 26 sekolah di Kecamatan Seko.
Meski terpencil, masyarakat Seko masih menyimpan harapan suatu saat fasilitas di daerah mereka akan baik sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia. Harapan itu pun datang saat Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah berjanji bahwa jalanan di Seko tuntas diaspal pada tahun 2021.
Selama ini, kondisi mereka yang terpinggirkan kerap menjadi jualan politik. Mereka yang bertarung di pentas politik biasanya akan datang dan menawarkan janji-janji, khususnya untuk memperbaiki jalan di Seko yang sebagian besar masih berupa tanah.
"Kita sering diberi janji-janji kalau jalanan akan diperbaiki, tapi tidak ada buktinya. Semua begitu-begitu saja. Makanya kita gembira sekali saat Bapak Gubernur mulai membangun jalan di sini. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Gubernur dalam membuat program infrastruktur dari pinggir," kata Jabir.
Semoga jalan benar-benar dibuat untuk akses warga Seko...