Diskusi Publik Draf Penulisan Sejarah Indonesia di kampus UNM Makassar, Senin (4/8/2025). IDN Times/Irwan Idris
Bagian lain yang perlu mendapat perhatian yakni draf tulisan pada bab 8 terkait reaksi terhadap kebijakan politik dan ekonomi Soeharto. Beberapa sub bab dicantumkan, mulai dari Gerakan Organisasi Papua Merdeka, Gerakan Aceh Merdeka, Peristiwa Malari, Petisi 50 tahun 1985, Tragedi Tanjung Priok, Peristiwa Talangsari, Konflik Agraria (Peristiwa Kedungombo), Perjuangan Buruh (Marsinah), dan kasus-kasus pelanggaran lainnya (Udin dll).
"Di Kalimantan, kami mendapat masukan adanya peristiwa tentang Golkar tahun 1997, dan itu akan menjadi pertimbangan kami, karena (jumlah) korbannya luar biasa," katanya.
Pembangunan kebudayaan juga turut ditulis pada draf Jilid 9. Di bab 10, Prof Erniwati mengatakan, tim penulis akan mengulas pendekatan yang dipilih Soeharto dalam menertibkan kehidupan kebudayaan di Indonesia. "Bagaimana orde baru ikut dalam melakukan pembatasan, kelonggaran, dan membangun kebudayaan sebagai bagian dari identitas ke-Indonesia-an," kata Prof Erniwati dengan ucapan terbata-bata.
"Tentang bagaimana seni menjadi bagian dari politk orde baru sehingga kita mengeal adanya pembredelan beberapa seniman," tambahnya. Namun, dia tidak menyebutkan bagaimana sudut pandang pembredelan ini akan ditulis.