Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rocky Gerung (IDN Times/Fitang Budhi)
Rocky Gerung (IDN Times/Fitang Budhi)

Makassar, IDN Times - Akademisi Rocky Gerung mengkritik Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang sering memamerkan keakrabannya bersama sang cucu, Jan Ethes Srinarendra. Sebelumnya, politisi dari kubu Prabowo yakni Fadli Zon dan Hidayat Nur Wahid juga melontarkan kritik yang sama. 

"Pak Jokowi pantas mengasuh cucu daripada mengasuh negara. Kepala keluarga iya, kepala negara tidak. Baik Jokowi punya cucu. Tapi peristiwa gendong cucu tidak diliput secara formal, apa pun yang dilakukan (Jokowi) bila ada kamera, bukan dia sebagai kakek, tapi sebagai pejabat publik yang mencitrakan sebagai kakek yang baik, konsekuensi pejabat publik membawa kamera adalah pencitraan,” ujar Rocky dalam diskusi “Ngobrol Politik Bareng Rocky” di Graha Pena, Makassar, Kamis (31/1).

1. Rocky juga mengkritik aksi Jokowi bagi-bagi sertifikat tanah

IDN Times/Abdurrahman

Selain mengkritik keakraban Jokowi bersama cucunya, Rocky juga mengkritik kebiasaan Presiden Jokowi membagi-bagikan sertifikat tanah ke masyarakat kurang mampu. Menurut mantan pengajar jurusan Filsafat Universitas Indonesia ini, seharusnya sertifikat tanah cukup dibagikan oleh camat, lurah atau kepala desa. 

"Apa pentingnya Presiden bagi-bagi sertifikat tanah. Besok-besok, nanti pembuatan SIM mahasiswa juga harus menunggu Presiden yang bagi-bagikan,” ketus Rocky.

2. Rocky juga kritik Jokowi soal pembebasan Abu Bakar Ba'asyir

IDN Times/Abdurrahman

Terkait pembatalan pembebasan Abu Bakar Ba’asyir, Rocky menganggap Jokowi telah mempermalukan diri sendiri karena mendapat kritik dari anak buahnya, Menko Polhukam Wiranto. 

"Hoaks tentang kebebasan Abu Bakar Ba’asyir. Tidak apa berbohong tapi bisa dikoreksi. Kalau keputusan grasak-grusuk dikritik anak buah sendiri, kenapa harus Presiden yang umumkan. Kan bisa suruh pihak kehakiman,” tambah Rocky.

3. Rocky mengkritik Jokowi sebagai kepala negara

IDNTimes/Abdurrahman

Tak lupa Rocky membela diri dengan mengatakan tidak menghina Jokowi sebagai pribadi. Dia mengatakan, tidak masalah mengkritik atau sinis pada seorang kepala negara, karena presiden adalah lembaga negara. Rocky mengaku mengkritik Jokowi karena posisinya sebagai pejabat publik. 

"Saya sinis bukan merendahkan. Kita kritik pada kepala negara bukan kepala keluarga, tidak boleh tersinggung kalau dikritik, karena bukan personal sebagai Jokowi-nya. Seperti berhadapan dengan polisi, yang kita hadapi adalah pejabat publik dengan seragam dan pangkatnya, kalau sudah lepas dia sudah jadi manusia biasa,” tutup Rocky. 

4. Jokowi: Jan Ethes cucu saya, gak boleh saya ajak main bombom car?

instagram.com/janethes_story

Sebelumnya Jokowi telah angkat suara terkait kritikan soal kedekatan dia dengan cucunya. Jokowi menjelaskan bahwa Ethes adalah cucunya. Jadi wajar saja bila dia mengajaknya ikut dalam wawancara dan mengajaknya bermain.

"Itu cucu saya. Jan Ethes itu cucu saya. Gak boleh saya ajak main bombom car? Gak boleh? Gak boleh saya ajak ke toko? Gak boleh? Gak boleh saya ajak jalan-jalan di Kebon Raya? Gak boleh?" kata Jokowi di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1).

"Gak boleh kita sekeluarga bareng-bareng diminta media TV untuk diwawancarai? Gak boleh? Gak lah," lanjutnya.

Bagi Jokowi, kedekatan anggota keluarganya merupakan hal biasa. Ia menilai bahwa keakraban di antara anggota keluarganya adalah hal normal.

"Dekat dengan cucu, dekat dengan anak, biasa-biasa saja. Normal-normal saja seperti keluarga yang lain. Masa gak boleh?" ujarnya.

Jokowi pun mengaku heran kenapa kedekatannya dengan Jan Ethes malah dibilang untuk berkampanye. Padahal ia sendiri tidak pernah mengajak Ethes berkampanye.

"Masa kayak gitu dibilang kampanye? Kampanye yang mana. Kan gak pernah saya ajak teriak-teriak di forum kampanye," terang Jokowi.

Editorial Team