Makassar, IDN Times - Penerapan wisata halal di beberapa daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya di Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, memicu polemik. Sejumlah pihak menolak konsep wisata halal Pemprov Sulawesi Selatan. Anggota Fraksi Demokrat DPRD Tana Toraja, Kristian HP Lambe, menilai wisata halal tidak cocok diberlakukan di Tana Toraja.
Sebelumnya Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ingin menjadikan daerahnya pusat wisata halal, khususnya di daerah Toraja yang mayoritas penduduknya non Muslim. Dalam perbincangan bersama Kemal Pahlevi dalam Suara Millenial IDN Times, Nurdin ingin menciptakan wisata halal di Toraja agar para wisatawan muslim yang jalan-jalan ke Toraja bisa tenang menikmati kulinernya.
Diketahui jumlah penduduk Kristen Protestan dan Katolik di Kab. Tana Toraja mencapai 83 % dan di Kab. Toraja Utara sekitar 92 %. Dulunya Kab. Toraja Utara masih bagian dari Kab. Tana Toraja, sebelum pemekaran daerah 2008 silam.
“Komunitas Muslim yang ke Toraja pasti maunya warung halal, jadi semuanya ada cap halalnya, harus ada banyak pilihannya, kalau halal siapa pun bisa mengonsumsinya, dari agama apa pun,” ujar Nurdin.