Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Abdurrahman

Makassar, IDN Times - Polarisasi politik yang terjadi sebelum dan setelah pemilihan umum (pemilu) dinilai berpotensi menciptakan krisis ideologi pada kelompok generasi millennial. Jumlah generasi millennial saat ini sekitar 24 persen atau 63,4 juta dari populasi penduduk Indonesia.

Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu dalam seminar IDN Times Millennial Forum di Ruang Senat Rektorat Unhas, Selasa (23/4), mengatakan ada kecenderungan di generasi millennial mengalami krisis ideologi, karena tidak paham hakikat dan makna Pancasila.

Hal itu kemudian berdampak pada sikap sebagian millennial dan cenderung menjadi tidak toleran--yang tidak sesuai prinsip hidup berbangsa yang Bhineka Tunggal Ika.

“Banyak generasi millennial yang tidak paham Pancasila, mungkin hafal sila-silanya, tapi tidak paham maknanya. Kita tidak boleh terpecah karena perbedaan agama dan suku,” ujar Dwia.

1. Rektor Unhas berharap generasi millennial saat ini sudah memegang kepemimpinan tahun 2045

IDN Times/Abdurrahman

Di hadapan sekitar 200 mahasiswanya, Prof Dwia menyebutkan generasi millennial saat ini, yang berusia di bawah 30 tahun, pada tahun 2045 sudah menjadi pemimpin. Salah satu persiapan yang harus disiapkan kaum millennial adalah menjaga kesehatan tubuh dan pola makan yang sehat. 

“Generasi millennial tidak boleh hanya dijadikan target saja, bonus demografi kita tidak boleh bangga saja, kita harus mempersiapkan generasi emas dari sekarang, tahun 2045 jadi leader semua,” tutur Dwia. 

2. Rektor Unhas anjurkan mahasiswa untuk berani menyuarakan ide-idenya

Editorial Team

Tonton lebih seru di