Makassar, IDN Times - Polarisasi politik yang terjadi sebelum dan setelah pemilihan umum (pemilu) dinilai berpotensi menciptakan krisis ideologi pada kelompok generasi millennial. Jumlah generasi millennial saat ini sekitar 24 persen atau 63,4 juta dari populasi penduduk Indonesia.
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu dalam seminar IDN Times Millennial Forum di Ruang Senat Rektorat Unhas, Selasa (23/4), mengatakan ada kecenderungan di generasi millennial mengalami krisis ideologi, karena tidak paham hakikat dan makna Pancasila.
Hal itu kemudian berdampak pada sikap sebagian millennial dan cenderung menjadi tidak toleran--yang tidak sesuai prinsip hidup berbangsa yang Bhineka Tunggal Ika.
“Banyak generasi millennial yang tidak paham Pancasila, mungkin hafal sila-silanya, tapi tidak paham maknanya. Kita tidak boleh terpecah karena perbedaan agama dan suku,” ujar Dwia.