Makassar, IDN Times - Seiring pandemik COVID-19 yang masuk ke Indonesia setahun lalu, masyarakat tak cuma kembali disadarkan perihal pentingnya higienitas. Dalam kurun waktu cuma beberapa bulan, banyak yang memilih kembali pada metode pengobatan tradisional. Bahannya pun mudah diperoleh bahkan di halaman rumah.
Dari nalar sains, hal tersebut kerap diselimuti pro-kontra. Namun, sulit dimungkiri bahwa meramu tumbuhan untuk mengatasi masalah kesehatan menjadi tradisi warisan leluhur. Semua suku di Indonesia punya metodenya masing-masing, termasuk di kawasan timur garis yang ditarik Alfred Russell Wallace pada tahun 1859.
Yayasan Makassar Biennale, bekerja sama dengan Tanah Indie serta Goethe-Institut, menelusuri jejak kearifan medis lokal selama enam belas pekan. Mulai dari Tana Toraja, Makassar, Parepare, Bulukumba, Pangkep, Nabire hingga Labuan Bajo. Semuanya terangkum secara apik dalam buku "Ramuan di Segitiga Wallacea" (Makassar Biennale, 2020).