Tiga pengunjung saat melihat pameran foto gastronomi bertema Capture Wisata Makassar yang digelar Dinas Pariwisata Kota Makassar di Tribun Lapangan Karebosi, Selasa (25/11/2025). (IDN Times / Darsil Yahya)
Sementara itu, Kurator pameran, Darmadi, mengungkapkan bahwa proses kuratorial pameran ini berangkat dari sebuah tantangan yang berlangsung dalam waktu singkat. "Meski demikian, kami menerima tantangan tersebut karena memahami bahwa secara historis, kota kita memiliki posisi penting sebagai salah satu pusat gastronomi dunia,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa sejarah Makassar sebagai pelabuhan rempah menjadi fondasi kuat peradaban rasa di kota ini. “Banyak makanan di berbagai belahan dunia tidak akan hadir seperti sekarang jika Bandar Makassar dulu bukan menjadi pelabuhan penting bagi rempah-rempah yang mengalir ke Barat dan ke Utara,” ujarnya.
Darmadi juga memberikan apresiasi kepada tim kreatif yang terlibat khususnya Pemerintah Kota Makassar yang mendukung penuh kegiatan ini.
“Keberhasilan ini tentu berkat kerja keras tim yang lebih dulu memulai dengan pembuatan buku para fotografer dan penulis yang menyusun karyanya dengan penuh dedikasi,” katanya.
Ia menekankan pentingnya gastronomi dalam wacana kebudayaan. Sebab dalam diskursus seni dan budaya, gastronomi sering kali tidak mendapatkan porsi layak sebagaimana bentuk seni lainnya.
"Padahal ia adalah dunia rasa, dunia seni, dunia eksistensi, sekaligus identitas kota Makassar,” jelasnya.
Dia juga menyatakan bahwa pameran ini menelusuri kuliner Makassar melalui lensa para fotografer yang menangkap kehidupan sehari-hari di dapur, pasar, dan ruang makan.
“Setiap foto menunjukkan bagaimana makanan bekerja sebagai bahasa budaya, merawat ingatan keluarga, memperkuat identitas, dan merayakan keberagaman etnik yang membentuk kota ini,” tuturnya.
Sejak abad ke-16, kata Darmadi, Makassar telah menjadi kota metropolitan yang besar, dihuni beragam latar etnik pendatang maupun lokal yang berbaur dan melahirkan cita rasa kuliner yang unik dan luar biasa.
"Melalui detail bahan, teknik memasak, hingga suasana ruang makan, pameran ini menyajikan kisah tentang sebuah kota yang hidup dalam ritme, rasa, dan tradisi," pungkasnya.