Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
-
Dugaan kekerasan senior komunitas pecinta alam di Gunung Dua Sudara, Bitung, Sulawesi Utara. IDNTimes/Istimewa

Intinya sih...

  • Delapan orang diperiksa terkait kekerasan dalam kegiatan orientasi komunitas pecinta alam di Bitung, Sulawesi Utara.

  • Panitia kegiatan tidak membantah kekerasan dan mengaku itu sebagai bagian dari tradisi komunitas.

  • Seorang korban awalnya mengaku digigit tawon, namun ibunya curiga setelah melihat luka-luka di tubuh anaknya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manado, IDN Times - Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait dugaan kasus kekerasan saat orientasi penerimaan anggota baru komunitas pecinta alam di Gunung Dua Sudara, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Kasi Humas Polres Bitung, Iptu Abdul Natip Anggai, mengatakan komunitas tersebut bernama Himpunan Penjelajah Alam Terbuka Spizaetus (Himpasus).

Kegiatan kaderisasi berlangsung selama tiga hari sejak Jumat (26/9/2025). Namun, kekerasan diduga baru terjadi pada Minggu (28/9/2025).

"Korban ditampar di bagian muka, mulut, dan wajah," jelas Abdul, Selasa (7/10/2025).

1. Delapan orang diperiksa

ilustrasi kekerasan (pexels.com/Pixabay)

Sejauh ini, 8 orang sudah diperiksa polisi. Enam orang dari panitia kegiatan, 1 orang tua korban, dan korban berinisial AA (16).

Polisi masih akan memeriksa orang lain yang ada di komunitas tersebut. "Kami akan memeriksa semuanya, baik teman-teman korban maupun orang lain dalam komunitas itu yang ada saat kejadian," tambah Kasat Reskrim Polres Bitung, AKP Ahmad Anugerah Ari Pratama.

Sebelumnya, ibu korban menyebut ada sekitar 10 senior yang melakukan kekerasan. Salah satu korbannya ada seorang perempuan.

2. Berdalih tradisi

Dugaan kekerasan senior komunitas pecinta alam di Gunung Dua Sudara, Bitung, Sulawesi Utara. IDNTimes/Istimewa

Saat menjalani pemeriksaan, panitia tak membantah kekerasan yang dilakukan. Mereka mengaku hal itu sudah menjadi bagian tradisi komunitas.

"Mereka mengatakan sejak beberapa angkatan yang lalu sudah seperti itu, ada tindakan fisik. Menurut mereka itu tradisi," tambah Ahmad.

Polisi juga memeriksa rekaman yang beredar luas di media sosial. Usai seluruh saksi diperiksa, polisi bakal melakukan gelar perkara.

3. Sempat ngaku digigit tawon

ilustrasi kekerasan (pexels.com/NEOSiAM 2024+)

Sekembalinya sang anak dari naik gunung, Nurdiana justru kaget karena ia pulang dalam keadaan babak belur. Bagian wajah bengkak dan lebam, kemudian bibir pecah.

"Waktu ditanya ngakunya digigit tawon ketika camping," ucap Nurdiana.

Ia sempat tak mempermasalahkan kembali usai mendengar jawaban itu. Namun sehari setelahnya anaknya mengeluh kesakitan di sekujur tubuh saat bangun tidur.

Editorial Team