Pimpin KKSS, Amran Sulaiman Usung Nilai Budaya dan Transformasi Zaman

Makassar, IDN Times - Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, resmi terpilih sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) periode 2025–2030. Amran ditetapkan secara aklamasi dalam Musyawarah Besar (Mubes) XII KKSS yang digelar di Hotel Four Points by Sheraton, Makassar, Jumat (11/4/2025).
Amran ditetapkan setelah mendapat dukungan dari 35 Badan Pengurus Wilayah (BPW) KKSS, melewati batas minimal yang disyaratkan. Dua kandidat lain yang sempat digadang-gadang maju, yakni Ketua Umum Kerukunan Keluarga Barru (KKDB) M. Yasin Azis dan pengusaha Andi Ida Nursanti, gagal mencalonkan diri karena tidak memenuhi dukungan minimal dari 10 BPW.
Usai penetapan, Amran menerima pataka dari Ketua Umum sebelumnya, Muchlis Patahna, dan mengibarkannya di hadapan peserta Mubes sebagai simbol kepemimpinan baru. Sidang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan berita acara penetapan dan pembentukan tim formatur untuk menyusun struktur kepengurusan lima tahun ke depan.
1. Berjanji akan menjalankan sesuai prinsip orang Bugis

Dalam konferensi pers usai pengesahan, Amran menyampaikan rasa syukurnya atas amanah yang diberikan masyarakat Sulawesi Selatan, baik yang berdomisili di kampung halaman maupun yang tersebar di seluruh Nusantara hingga mancanegara. Dia berjanji akan menjalankan dengan baik amanah ini sesuai prinsip-prinsip orang Bugis.
"Kami akan menjalankan dengan baik sesuai prinsip-prinsip orang Bugis mabbulo sipeppa, toddopuli, sipakatau, sipakainge, sipatokkong. Intinya, kita solid, insyaallah KKSS bisa berbuat untuk Sulsel, republik ini, untuk merah putih, bahkan untuk masyarakatnya," ungkapnya.
Istilah-istilah yang disebutkan Amran itu merupakan nilai-nilai luhur dalam budaya Bugis-Makassar yang sering dijadikan pedoman hidup bermasyarakat. Mabbulo sipeppa artinya persatuan. Toddopuli berarti teguh pendirian.
Kemudian, Sipakatau artinya saling memanusiakan atau saling menghargai sebagai sesama manusia. Sipakainge artinya saling mengingatkan dan Sipatokkong artinya saling menopang atau mendukung.
2. Singgung pentingnya meneladani tokoh asal Sulsel

Amran juga menyinggung pentingnya meneladani para tokoh asal Sulsel. Dia menyebutkan beberapa tokoh yang dianggapnya telah menjadi cahaya bagi bangsa, seperti Jenderal Andi Muhammad Yusuf, Baharuddin Lopa, Jusuf Kalla, Aksa Mahmud, dan B.J. Habibie.
"Beliau-beliau itu punya integritas tinggi, sipatuo, sipatokkong, sipammase-mase, mabbulo sipeppa, seluruh warga Sulsel sehingga menjadi obor penerang di seluruh nusantara bahkan seluruh dunia di mana pun berada KKSS," katanya.
Amran menegaskan KKSS akan mengedepankan peran strategis di berbagai sektor, khususnya ekonomi dan pendidikan. Dia menilai, di tengah era yang serba pragmatis, penguatan ekonomi menjadi kebutuhan agar masyarakat tidak termarginalkan.
“Tanpa ekonomi yang kuat, terkadang kita dikesampingkan. Ini penting. Seperti dalam surat Ar-Ra’d ayat 11, sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya,” tuturnya.
3. Tantangan menyesuaikan dengan zaman

Amran juga menyoroti tantangan global yang harus direspons oleh KKSS, seperti disrupsi teknologi, perubahan iklim, hingga krisis kesehatan pasca pandemik COVID-19. Menurutnya, perubahan zaman menuntut adaptasi dan pembaruan peran KKSS dalam kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan.
"Itu mutlak di zaman sekarang ini. Di era kebebasan, di era terbuka, negara hanya dibatasi oleh batas demografi, tetapi ekonomi, ilmu, itu tidak ada lagi batasan," katanya.
Dia berharap ke depan, filosofi Bugis-Makassar tidak boleh ditinggalkan. Menurutnya, filosofi ini harus disampaikan dari generasi ke generasi agar melekat dalam pikiran mereka sehingga bisa menjadi obor penerang di tengah masyarakat. Namun di sisi lain, mengusung nilai-nilai budaya tak lantas membuat ketinggalan zaman.
"Kita harus berubah sesuai dengan zaman. Kita harus berubah sesuai keadaan saat ini," katanya.