Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Layanan pesawat amfibi segera beroperasi di Sulawesi Selatan. (Dok. Kemenhub)
Layanan pesawat amfibi segera beroperasi di Sulawesi Selatan. (Dok. Kemenhub)

Intinya sih...

  • Pesawat amfibi menjadi solusi konektivitas di wilayah kepulauan Sulsel

  • Setelah ujicoba, layanan segera dibuka untuk publik dengan fasilitas pelatihan pilot

  • Pesawat amfibi difokuskan untuk layanan darurat dan pariwisata di wilayah kepulauan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Puwagandhi menyebut kehadiran pesawat amfibi atau seaplane menjadi langkah strategis dalam membuka sekaligus memperluas konektivitas antarwilayah, khususnya daerah kepulauan. Hal tersebut ia sampaikan pada acara pelepasan pesawat amfibi dan penandatanganan prasasti groundbreaking water aerodrome di Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/8/2025).

Menurut Menhub, infrastruktur transportasi ini akan menjadi solusi bagi wilayah yang sulit dijangkau jalur darat maupun laut konvensional. "Kehadiran seaplane dan infrastruktur waterbase aerodrom ini merupakan langkah strategis dalam membuka dan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antarwilayah, terutama ke daerah-daerah yang selama ini sulit dijangkau melalui transportasi darat maupun transportasi laut konvensional," ujarnya.

1. Banyak pulau di Sulsel jadi tantangan geografis

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi saat memberikan keterangan terkait kelanjutan proyek kereta api Trans Sulawesi di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Rabu (19/3/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Pulau Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan, memiliki garis pantai panjang dengan banyak pulau kecil di sekitarnya. Keindahan alam ini menjadi potensi sekaligus tantangan dalam hal layanan publik lintas wilayah. Pesawat amfibi diharapkan menjadi moda transportasi alternatif yang mampu menjawab kebutuhan tersebut.

Seaplane adalah pesawat yang bisa lepas landas dan mendarat di permukaan air. Untuk operasionalnya dibutuhkan water aerodrome, yakni landasan terbang di air yang berfungsi sebagai titik sandar sekaligus pusat operasional pesawat amfibi. Menhub menekankan, fasilitas ini tidak hanya bermanfaat untuk transportasi penumpang, tapi juga mendukung logistik, layanan kesehatan darurat, pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi daerah.

"Ke depannya, fasilitas ini diharapkan dapat mendukung berbagai sektor, mulai dari transportasi, logistik, pelayanan kesehatan darurat yang lebih cepat bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil, hingga pengembangan pariwisata dan ekonomi daerah," tuturnya.

2. Setelah ujicoba, layanan segera dibuka untuk publik

Pesawat amfibi Cessna 172 yang diluncurkan di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Dalam acara tersebut, Menhub bersama Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menyaksikan demonstrasi penerbangan pesawat Cessna C172SP Amphibian. Pesawat berkapasitas empat penumpang ini mampu terbang hingga tiga jam, dengan kebutuhan lintasan hanya sekitar 700 meter untuk lepas landas dan 300 meter untuk pendaratan.

Pelatihan pilot untuk seaplane dilakukan bersama Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi—lembaga pelatihan pertama di Asia Tenggara yang khusus mengembangkan penerbangan pesawat amfibi. Gubernur Sulsel berencana mengirim putra-putri daerah untuk mengikuti pelatihan tersebut.

Menhub menegaskan, uji terbang ini bukan sekadar pertunjukan kemampuan, melainkan bagian dari persiapan menyeluruh sebelum layanan dibuka secara komersial. "Semoga pembangunan dan pengoperasian transportasi perairan ini dapat berjalan lancar, sesuai dengan standar keselamatan dan keberlanjutan yang ada, dan menjadi tonggak baru dalam sejarah transportasi kita, sehingga pada akhirnya akan membawa kemajuan serta kebermanfaatan yang luas bagi masyarakat," jelasnya.

3. Pesawat amfibi difokuskan untuk layanan darurat dan pariwisata

Peluncuran pesawat amfibi Cessna 172 yang dihadiri Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di Taman Andalan CPI, Makassar, Senin (11/8/2025). (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, menjelaskan bahwa armada pesawat yang digunakan saat ini berasal dari akademi penerbangan di Banyuwangi. Pesawat tersebut dipinjam untuk keperluan uji coba operasional.

"Ini kita masih kerja sama dengan kementerian terkait dengan armadanya menggunakan pesawat Banyuwangi. Dan ke depan sudah ada nanti caravan lagi penjajakan," katanya.

Fokus utama dari program ini adalah pelayanan kesehatan dan pemerataan sistem transportasi. Meskipun di darat sudah tersedia banyak transportasi massal, perhatian khusus ditujukan untuk wilayah kepulauan yang masih memerlukan akses transportasi yang lebih baik.

"Kita nanti ke depan juga ada kapal untuk pelayanan wilayah, terutama untuk pengangkutan logistik. Ini kita fungsikan nanti dua. Untuk pelayanan publik emergency case, kemudian untuk kepariwisataan," katanya.

Pada tahap awal, uji terbang menggunakan pesawat Cessna 172 edisi khusus yang memiliki kemampuan multifungsi. Pesawat ini dapat mendarat baik di perairan maupun landasan darat, sehingga memberikan fleksibilitas untuk melayani berbagai titik strategis termasuk destinasi wisata unggulan.

Sudirman menyatakan bahwa pemerintah perlu memberikan stimulasi awal untuk mengembangkan layanan penerbangan baru. Dia mencontohkan rute Toraja-Balikpapan yang awalnya distimulan dan kemudian bisa berjalan sendiri, meskipun stimulasi biasanya diberikan kembali setiap 6 bulan hingga setahun.

"Tapi memang itu kan fluktuatif, naik turun. Kadang-kadang muncul, kadang-kadang datang lagi. Itu kita harus memang selalu ketika lesu memang kita harus ikut aktif," kata Sudirman.

Editorial Team