Makassar, IDN Times - Berbicara tentang mendiang Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, perannya sebagai figur pengantar menuju gerbang demokrasi sulit lekang dari ingatan. Setelah disumpah menjadi orang nomor satu negeri ini pada 21 Mei 1998, ia langsung menyibukkan diri dengan dua program utama yang sudah ditagih demonstran penggerak Reformasi selama berbulan-bulan.
Pertama, pemulihan ekonomi negara yang morat-marit bin hancur lebur akibat inflasi. Imbas krisis moneter Asia Tengggara membuat nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS anjlok drastis. Kedua, mengenalkan 'demokrasi sesungguhnya' kepada rakyat. Tak perlu waktu lama, hanya dalam tempo setahun setelah transisi yakni 7 Juni 1999, Pemilu demokratis pertama yang diikuti oleh 48 partai diadakan.