Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Warga terkena anak panah saat terjadi tawuran atau perang kelompok di Makassar, Senin (22/9/2025)/Istimewa
Warga terkena anak panah saat terjadi tawuran atau perang kelompok di Makassar, Senin (22/9/2025)/Istimewa

Intinya sih...

  • Empat warga luka akibat anak panah, dua di antaranya luka serius

  • Motor driver ojol dibakar saat konflik anatarkelompok warga terjadi

  • Upaya mediasi berkali-kali gagal, konflik disebut sudah berlangsung sejak 1989

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Perang anatarkelompok warga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terjadi empat hari berturut-turut. Tercatat empat orang warga jadi korban terkena anak panah atau busur akibat konflik tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kelompok warga yang terlibat bentrokan masing-masing warga dari Jalan Lembo, Layang, Lorong 148, Bunga Ejaya dan Kandea. Tak hanya menelan korban luka-luka, dua sepeda motor dan satu mobil milik warga juga dibakar.

Dilihat dari video dan foto-foto korban yang beredar di WhatsApp Group (WAG), mereka ada yang terkena pada bagian leher, betis hingga mata. Seluruh korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

1. Empat warga jadi korban anak panah, dua di antaranya luka serius

Warga terkena anak panah saat terjadi tawuran atau perang kelompok di Makassar, Senin (22/9/2025)/Istimewa

Camat Tallo, Ramli Lallo, mengatakan ada dua korban yang mengalami luka serius akibat terkena busur saat perang kelompokantar warga terjadi pada Senin (23/9/2025) malam.

"Satu kena panah (busur) belakang leher, korbannya perempuan, warga Kelurahan Lembo, sementara yang kena mata (laki-laki) warga Kelurahan Bunga Eja Beru," ucap Ramli Lallo saat dikonfirmasi, Selasa (23/9/2025).

Kondisi kedua korban saat ini, kata Ramli Lallo, masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit, akibat luka serius yang dialami korban.

"Untuk sementara ini yang satu laki laki dirawat di Rumah Sakit Angkatan Laut, yang perempuan tadi malam ada di Rumah Sakit Primaya," ungkapnya.

2. Motor driver ojol dibakar saat konflik anatarkelompok warga terjadi

Ilustrasi. Barang bukti busur dan anak panah kejahatan geng motor dan begal di Makassar/Istimewa

Ramli mengungkapkan sebenarnya warga sudah beberapa kali dimediasi, termasuk menghadirkan tokoh masyarakat dan pihak kepolisian, namun konflik masih tetap terjadi.

"Kami damaikan di kantor Camat, setelah itu muncul lagi, kembali pecah (perang kelompok)," bebernya.

Bahkan tadi malam kedua kelompok warga dari Kelurahan Bunga Ejaya Baru dan Lembo dipertemukan lagi. Tak lama kemudian keduanya kembali bentrok hingga melakukan pembakaran sepeda motor.

"Kami tadi malam sama Polrestabes berjaga jaga, namun tadi subuh meletus lagi sampai pagi. Baru sudah ada yang membakar lagi motor. Dua motor terbakar tadi subuh. Motor Driver Grab, ada juga motor suaminya. Ini yang saya lihat di video- video," jelasnya.

Ia mengaku kondisi saat ini sudah mulai kondusif. Meksi demikian, Ramli tidak bisa memastikan akan bertahan berapa lama, karena konflik anatarkelompok warga tidak bisa diprediksi karena tak kenal waktu.

"Tidak bisa memprediksi kapan pecah. Kita sudah memberikan edukasi, untuk yang bertikai, sebagai pemerintah, tapi untuk tindakan tegas itu rananya kepolisian," tandasnya.

3. Upaya mediasi berkali-kali gagal, konflik disebut sudah berlangsung sejak 1989

Warga terkena anak panah saat terjadi tawuran atau perang kelompok di Makassar, Senin (22/9/2025)/Istimewa

Bahkan menurutnya, konflik anatarkelompok warga ini terorginisir. Apalagi, kata Ramli, konflik ini sudah terjadi sejak 1989. Jadi sudah 36 tahun berlalu sejak 1989 sampai saat ini, 2025.

"Kaya terorginisir ini barang (konflik). Ini baru lagi muncul di tahun 2025, karena selama saya masuk di tahun 2024, itu tidak ada konflik-konflik. Ini kita minta kepada penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas," harapnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana mengatakan telah memetakan wilayah yang kerab konflik dan mengejar para pelaku yang terlibat konflik.

"Kami sudah memetakan, insya Allah kami akan melakukan upaya-upaya penindakan terhadap pelaku," kata Arya saat ditemui di Kantornya di Polrestabes Makassar, Selasa.

Termasuk, kata Arya, mencari siapa dalang di balik konflik anatarkelompok warga Makassar bagian utara ini.

"Kami petakan siapa siapa saja aktor intelektual, karena ini tidak mungkin tidak ada yang membiayai, karena petasan itu nilainya Rp 1 juta untuk satu dan satu hari bisa ditembakkan sebanyak 20 kali, berarti Rp20 juta," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team