Penerbangan ke Hoya Tutup: Layanan Pendidikan dan Kesehatan Lumpuh

Timika, IDN Times – Akses tranportasi udara untuk penerbangan helikopter di Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, ditutup selama tiga bulan. Penutupan akses penerbangan merupakan buntut penembakan helikopter TNI Angkatan Udara pada 26 November 2024 lalu.
Alhasil, masyarakat di Distrik Hoya saat ini mengalami berbagai kesulitan. Mulai dari kesulitan mengakses bahan makanan, hingga beberapa aktivitas seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan pun tidak lagi berjalan normal.
Hal itu diungkapkan seorang Tokoh Pemuda Hoya, Repianus Uamang, kepada IDN Times melalui sambungan telepon pada Sabtu (15/2/2025) pagi. Mewakili masyarakat, Repianus meminta agar penerbangan ke Distrik Hoya dapat dibuka kembali sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pokoknya dan pelayanan lainnya dapat berjalan baik secara maksimal.
"Dari (bulan) November itu, helikopter belum naik dan sekarang ini masyarakat membutuhkan sekali. Saya minta tolong kepada semua instansi supaya bisa membuka akses (penerbangan helikopter) kembali," tuturnya.
Lebih lanjut Repianus menjelaskan bahwa sebelumnya, masyarakat Distrik Hoya telah mengajukan surat pernyataan sikap dan permohonan ke pemerintah daerah dan aparat keamanan. Surat yang ditandatangani oleh sejumlah tokoh masyarakat, mulai dari kepala suku, kepala desa, pemuda, perempuan, hingga ketua lembaga adat, itu memuat permohonan agar layanan penerbangan helikopter dapat kembali beroperasi. Mereka juga menjamin keamanan bagi pihak otoritas terkait.
Sayangnya, hingga saat kini, surat tersebut belum juga direspons dan pemerintah pun belum mengeluarkan kebijakan untuk membuka kembali akses penerbangan helikopter ke Distrik Hoya.
"Ada surat pernyataan sikap sekaligus dengan permohonan lampiran itu untuk membuka akses (penerbangan) di atas. Saya sudah tersukan ke Kodim, Kogabwilhan III, terus Kapolres, Kapolsek. Saya sudah kirim lewat WA maupun bicara langsung ke semua instansi itu. Tanggapannya itu masih proses dari atasan kita dan lain-lain itu," jelas Repianus.
1. Pemerintah akui pelayanan terhambat
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah (PJ Sekda) Kabupaten Mimika, Petrus Yumte, mengaku belum mengetahui informasi terkait permintaan pembukaan akses penerbangan ini. Pihaknya sendiri berharap penerbangan perintis dibuka, namun situasi belum memungkinkan.
"Kami mau sekali tapi saya kira kita semua tahu bagaimana situasi keamanan dan segala macamnya toh. Kalau pihak keamanan TNI-Polri sampaikan aman, ya pasti teman-teman dari perhubungan mereka layani penerbangan," kata Petrus usai memimpin apel pagi di halaman Kantor Bupati Mimika, Senin (17/2/2025).
Petrus juga mengakui bahwa layanan penerbangan sangat berperan penting dalam keberlangsungan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di pedalaman, khususnya di daerah pegunungan termasuk Hoya. "Kami punya kebutuhan layanan pemerintah di sini, baik pendidikan, kesehatan sangat bergantung kepada dunia penerbangan terutama di (Distrik) Hoya, Alama, Jila. Jadi, bukan hanya masyarakat, pemerintah juga terhambat. Kita berharap kondusifitas atau keamanan bisa kembali terjaga dan layanan pemerintah bisa maksimal juga di atas," tuturnya.
Dikatakan lebih lanjut, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan kondisi keamanan di daerah pegunungan. "Kami akan komunikasi dengan pihak keamanan, otoritas pemegang keamanan kan mereka, untuk menjustifikasi aman," kata dia.