Ilustrasi KKB di pegunungan tengah Papua (dok. ANTARA News/Istimewa)
Sementara di sisi lain, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap XVIII Ilaga mengakui telah melancarkan serangan bersenjata di Bandar Udara Aminggaru, Ilaga.
Dalam serangan tersebut, TPNPB menargetkan aparat militer Indonesia dan sebuah pesawat sipil yang diduga terlibat dalam aktivitas pendropan pasukan TNI.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran persnya menyampaikan bahwa aksi penyerangan dimulai sekitar pukul 08.30 WIT dan berlangsung selama hampir dua jam.
Kata dia, Serangan itu dipimpin langsung oleh Panglima Kodap XVIII Ilaga, Bridjen Peni Murib, bersama komandan lapangan Pilatus Waker dan Papuanus Murib.
Menurut keterangan, pesawat sipil yang diserang diduga digunakan untuk mengangkut personel militer ke wilayah konflik.
"Pesawat sipil akan tetap menjadi target selama digunakan untuk mendukung operasi militer Indonesia di Papua," ujar Sebby berdasarkan laporan Papuanus Murib.
Usai kontak tembak di bandara, TPNPB juga menuding aparat militer Indonesia melakukan operasi balasan ke arah Kampung Tabanggi 1 dan 2, Distrik Gome Utara, yang disertai pembakaran sejumlah rumah warga sipil.
Terkait dengan hal itu, Manajemen Pusat KOMNAS TPNPB mengimbau masyarakat sipil agar tidak bepergian ke wilayah konflik, khususnya Ilaga.
“Kami peringatkan warga sipil dari Nabire, Timika, dan Wamena untuk tidak menaiki pesawat ke Ilaga. Jangan menjadi korban dari perang ini,” tegas Sebby Sambom.
Lebih lanjut, TPNPB juga menyatakan bahwa warga non-Papua yang berada di luar Kota Ilaga dan masih beraktivitas dianggap sebagai bagian dari jaringan intelijen militer Indonesia.
Pihaknya mengklaim bahwa kehadiran mereka di wilayah konflik merupakan bagian dari strategi negara untuk melemahkan gerakan separatis Papua.