Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250829-WA0209.jpg
Ilustrasi tenaga kesehatan lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Intinya sih...

  • Dorong pemerataan layanan di rumah sakit

  • Upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan

  • Proses redistribusi akan dievaluasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menata ulang distribusi tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit. Hal ini bertujuan meningkatkan pemerataan layanan kesehatan sekaligus memaksimalkan pemanfaatan sumber daya manusia.

Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulsel, Erwin Sodding, menyampaikan redistribusi ini mencakup sekitar 800 tenaga kesehatan. Mereka tersebar di berbagai rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

"Kami sampaikan bahwa redistribusi SDM dalam rangka optimalisasi tenaga kesehatan serta mendukung pemerataan layanan kesehatan di lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan," kata Erwin, Jumat (29/8/2025).

1. Dorong pemerataan layanan di rumah sakit

Ilustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Rumah sakit yang terdampak kebijakan ini antara lain RS Labuang Baji, RSUD Dadi, RS Haji, RS Fatima, RS Sayang, RS Ibu Pertiwi, dan RS Regional Lamappapening Bone. Hal ini dianggap strategis untuk memastikan setiap fasilitas layanan kesehatan memiliki tenaga yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Direktur RS Haji, dr. Evi Mustikawati Arifin, menegaskan redistribusi ini tidak dimaksudkan untuk melemahkan peran tenaga kesehatan secara individu. Kebijakan ini diarahkan untuk memperkuat kinerja secara kolektif di rumah sakit.

"Langkah ini diambil agar kemampuan dan kompetensi yang kita miliki dapat lebih dirasakan oleh masyarakat secara luas, bukan hanya di satu titik pelayanan," katanya.

2. Upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan

Ilustrasi rumah sakit. (IDN Times/ Agung Sedana)

Menurut dr Evi, redistribusi bisa menimbulkan rasa berat bagi sebagian tenaga kesehatan. Namun, kebijakan ini merupakan bagian dari pengabdian mereka untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat Sulsel.

"Saya mengerti bahwa perubahan ini bisa menimbulkan rasa berat, namun percayalah, ini adalah bagian dari amanah pengabdian kita untuk kesehatan masyarakat Sulawesi Selatan," katanya.

3. Proses redistribusi akan dievaluasi

ilustrasi tenaga kesehatan (IDN Times/Sukma Shakti)

Dr. Evi mengatakan aspek-aspek yang masih menjadi perdebatan dalam proses redistribusi akan dievaluasi kembali oleh pihak rumah sakit dan BKD. Dia pun mendorong tenaga kesehatan melihat redistribusi sebagai kesempatan untuk memperluas pengabdian, bukan sebagai hambatan.

"Hal  lain yang masih menjadi perdebatan dalam proses ini akan dievaluasi kembali.  Saya mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan kerjasama seluruh tenaga kesehatan yang terus memberikan yang terbaik untuk rumah sakit dan masyarakat kita," katanya.

Editorial Team