Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250721_091641.jpg
Salah satu unit layanan koperasi Merah Putih Aeng Batu-batu di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, yang diluncurkan pada Senin (21/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Intinya sih...

  • Pemprov Sulsel mendukung pengembangan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) melalui pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi koordinasi lintas pihak.

  • Proses percepatan operasional koperasi masih terkendala oleh BUMN yang menunggu petunjuk teknis terkait skema bisnis KDMP.

  • Sulsel memiliki 3.059 KDMP yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, dengan rencana mempersiapkan satu koperasi percontohan di setiap kabupaten.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memastikan memberikan dukungan penuh terhadap keberadaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) yang telah diresmikan. Dukungan ini melalui pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi koordinasi lintas pihak agar koperasi bisa segera beroperasi dan memberi manfaat nyata bagi warga desa.

Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel, Andi Eka Prasetia, menjelaskan bahwa setelah peluncuran nasional pada 21 Juli 2025 lalu, seluruh KDMP di Sulsel yang berjumlah 3.059 unit telah sah secara hukum melalui akta notaris. Saat ini, pemerintah daerah masuk pada tahap pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola.

"Setelah dilakukannya launching dan 100 persen akta notarisnya sudah terbit, sekarang masuk di fase atau tahap pengembangan, pengoperasian dan peningkatan SDM," kata Andi Eka, Sabtu (9/8/2025).

1. Dorong percepatan operasional koperasi

Salah satu unit usaha koperasi Merah Putih Aeng Batu-batu di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, yang diluncurkan pada Senin (21/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Eka menegaskan pemprov tengah berkoordinasi intensif dengan lembaga koperasi, pemerintah daerah, dan pihak BUMN. Namun, proses ini masih terkendala karena BUMN menyampaikan bahwa mereka menunggu petunjuk teknis terkait skema bisnis yang akan diterapkan untuk KDMP.

"Nah ini juga kami berharap ada percepatan ya, supaya KDMP ini segera bukan hanya beroperasi, tapi juga mengembangkan dan mempersiapkan dirinya untuk segera bermanfaat bagi di desa, bagi masyarakat pada umumnya," katanya.

Tahap ini kini tengah berlangsung, dengan fokus memastikan seluruh lembaga dan unit usaha KDMP dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Upaya ini juga mencakup pengecekan kesiapan personel agar setiap layanan yang dihadirkan dapat berjalan optimal dan tepat sasaran.

"Tentunya semua ini ada tantangan, ada sedikit kendala, hambatan yang dihadapi, apalagi di dalam kelembagaan ini kan ada skema bisnis ya, antara BUMN, kemudian ada syarat-syarat perizinan, inilah yang sedang berjalan," kata Eka.

2. Belum ada laporan KDMP tutup

Plt Kadis Koperasi UMKM Sulsel Andi Eka Prasetya usai peluncuran koperasi percontohan Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Senin (21/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Eka mengaku telah mengunjungi beberapa KDMP, termasuk di desa terpencil, dan menemukan semangat pengelola masih tinggi meskipun sebagian belum siap beroperasi penuh. Hal tersebut merespons adanya KDMP di provinsi lain yang sudah tutup bahkan sehari setelah peresmian. Sejauh ini, dia belum menerima laporan ada KDMP yang tutup.

"Gimana mau dibilang tutup kalau buka saja, belum. Ini yang harus dipastikan dulu. Jadi mereka ini menunggu bagaimana dia buka dulu. Pihak pemerintah juga akan memastikan, mengevaluasi,dan monitoring, bagi KDMP," katanya. 

Menurutnya, sosialisasi, koordinasi, dan kerja sama dengan BUMN serta perbankan menjadi kunci keberhasilan program ini. Jika hal tersebut tidak berjalan secara optimal, maka dikhawatirkan KDMP akan sulit berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat desa.

"Semua ini dalam proses untuk pengoperasian, tapi semangatnya mereka masih ada untuk membentuk kooperasi di desa. Jadi yang perlu dipikirkan ke depannya ini adalah sosialisasi, koordinasi, dan yang paling utama adalah kerjasama, baik antar BUMN, Bank Himbara, maupun ke KDMP," jelasnya.

3. Sulsel miliki 3.059 KDMP

Salah satu unit usaha koperasi Merah Putih Aeng Batu-batu di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, yang diluncurkan pada Senin (21/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Di Sulsel, jumlah KDMP mencapai 3.059 unit yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Sebagian sudah mulai berjalan, seperti di Koperasi Aeng Batu-Batu (Takalar) dan Koperasi Kanreapia (Gowa), sementara lainnya masih ada yang dalam tahap persiapan. 

"Kooperasi ini, tentunya setiap kabupaten sudah ada yang berjalan. Tentunya ini, sementara BUMN (mitra) menyisir KDMP. Nanti beberapa pekan ke depannya akan dilakukan monitoring hasil perkembangan penyasaran daripada BUMN ini," kata Eka.

Sebagai langkah penguatan, Pemprov berencana menyiapkan satu koperasi percontohan atau mock up di setiap kabupaten. Koperasi model ini diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan usaha bagi KDMP lain di wilayah masing-masing.

"Jadi kami ke depan ini akan mempersiapkan lagi program satu per kabupaten, satu mock up. Setiap kabupaten ada mock up-nya, di mana tentunya nanti akan menjadi percontohan di KDMP-KDMP di wilayahnya kabupatennya masing-masing," katanya.

4. KDMP Aeng Batu-Batu di Takalar jadi model percontohan

Salah satu unit usaha koperasi Merah Putih Aeng Batu-batu di Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, yang diluncurkan pada Senin (21/7/2025). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Sebagai percontohan, KDMP Aeng Batu-Batu di Takalar telah beroperasi. Koperasi ini menjadi model pengembangan ekonomi desa dengan layanan terpadu yang mencakup kebutuhan pokok, layanan keuangan, kesehatan, hingga pertanian.

Koperasi yang dibangun dengan dukungan dana desa sekitar Rp200 juta ini dirancang agar warga tidak perlu lagi keluar desa untuk mendapatkan berbagai layanan. Koperasi ini dilengkapi kantor sekretariat serta unit-unit usaha terpisah.

Di sektor keuangan, koperasi menyediakan unit simpan pinjam berbasis syariah, gerai sembako, pangkalan gas LPG, produk UMKM, hingga menjadi Mandiri agen untuk layanan perbankan sederhana. Warga bisa melakukan setor dan tarik tunai, transfer antarbank, pembayaran tagihan, top up dompet digital, dan layanan agen POS.

Di bidang kesehatan, tersedia klinik dan apotek mini untuk pemeriksaan dasar, konsultasi, dan pembelian obat. Koperasi juga menyiapkan Cafe Merah Putih sebagai ruang berkumpul, diskusi, belajar wirausaha, dan tempat nongkrong anak muda pada sore hingga malam hari.

Untuk sektor pertanian, koperasi memiliki gudang pupuk dan menyediakan sarana produksi pertanian dengan harga terjangkau. Seluruh transaksi diarahkan menggunakan pembayaran digital berbasis QRIS.

Editorial Team