Makassar, IDN Times - Suatu malam di pertengahan 2019 itu jadi momen tak terlupakan bagi Muhammad Anto. Dia tengah duduk menyelesaikan pekerjaan di depan laptop, saat tiba-tiba kehilangan kesadaran. Saat siuman dua hari berikutnya, dia sudah dalam kondisi terbaring dalam ruang perawatan rumah sakit.
Anto, pria yang sehari-hari bekerja sebagai wartawan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, punya riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi. Dia rutin mengonsumsi obat resep dokter. Saat tak sadarkan diri itu, dia terkena serangan stroke, kondisi pecahnya pembuluh darah arteri dalam otak yang menyebabkan pendarahan lokal dan memicu kematian sela tau jaringan.
Penyakit stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia maupun di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah 10,9 persen, atau diperkirakan sebanyak 2,1 juta orang.
Stroke bisa menyerang kapan saja dan di mana saja. Jika tidak segera mendapatkan penanganan tepat, stroke dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian. Beruntung bagi Anto, sebab dia mendapatkan penanganan pertama yang tepat sehingga bisa selamat.
"Istri saya segera bawa ke rumah sakit. Istri memang sudah paham penanganan pertama jika terjadi serangan, karena sering browsing. Dia perhatikan posisi saya, atur pernapasan, semacam itu," kata Anto saat berbincang dengan IDN Times, Kamis (31/8/2023).
Dari kediamannya di kawasan Antang, Kecamatan Manggala, Anto dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo di Tamalanrea. Perjalanan tak sampai 20 menit. Begitu sampai di Unit Perawatan Intensif (ICU), dia langsung mendapatkan penanganan lanjut dari dokter dan perawat, termasuk mendapatkan bantuan oksigen untuk pernapasan.
"Seperti yang diceritakan istri saya, waktu itu pihak rumah sakit langsung menangani, tidak menunggu administrasi atau pendaftaran. Saya masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan, dan alhamdulillah penanganan medis tidak tertunda," ucap Anto.
Anto, 41 tahun, merupakan peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Bersama istri dan dua anaknya, dia terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan dengan fasilitas kelas 1. Anto sendiri sudah jadi peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) PT. ASKES sejak tahun 1999, sebelum lembaga pemerintah itu bertransformasi jadi BPJS Kesehatan pada 2014.