Makassar, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim belum lama ini mengumumkan bahwa penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2021 akan berbeda dengan yang dikenal selama ini.
Pada tahun 2021 nanti, UN akan diganti menjadi asesmen kompetensi minimum dan survei karakter. Pelaksanaannya akan terdiri dari kemampuan bernalar menggunakan bahasa, kemampuan bernalar menggunakan matematika atau numerasi, dan penguatan pendidikan karakter.
Nadiem menilai bahwa selama ini UN hanya menjadi beban dan sumber stres, baik bagi siswa, guru, maupun orangtua. Belum lagi UN justru seolah menjadi satu-satunya indikator keberhasilan seorang siswa.
Selama ini, UN memang kerap dianggap sebagai momok menakutkan bagi sebagian siswa tahun terakhir jenjang pendidikan SMP dan SMA. Sistem ini juga dinilai terlalu kaku dan ironisnya, kerap menimbulkan praktik kecurangan pada pelaksanaannya.
Tetapi terlepas dari itu, kebijakan yang diumumkan Nadiem mengundang beragam reaksi baik dari pelajar maupun masyarakat umum, tak terkecuali di Kota Makassar. Sebagian dari masyarakat menyatakan setuju dengan rencana untuk meniadakan UN format lama ini lantaran dinilai hanya membuat stres.