Makassar, IDN Times - Banjir dan tanah longsor menerjang Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada 3 Mei 2024. Amukan alam sempat mengisolasi sejumlah desa di pelosok, memutus akses darat dan komunikasi. Di tengah momen kritis itu, secercah harapan datang dari deru baling-baling helikopter yang menandai misi kemanusiaan TNI Angkatan Udara.
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir saat itu melanda 13 kecamatan di Luwu. Ribuan rumah terendam, sekitar 200 di antaranya hanyut atau rusak berat. Terdata 13 korban meninggal, dan tiga ribuan orang terdampak. Kecamatan Latimojong terkena dampak terparah, akses darat 12 desa terputus akibat terendam air serta tertimbun material longsor.
Di situasi ini peran TNI AU menjadi krusial, menjadi penyelamat mereka yang terjebak di tengah bencana. Helikopter dikerahkan untuk menjangkau desa-desa yang terisolasi. Bantuan logistik seperti makanan, obat-obatan, dan air bersih disalurkan melalui udara sembari mengevakuasi warga yang butuh pertolongan segera.
Komando Operasi Udara (Koopsud) II TNI AU mengerahkan helikopter Caracal H-225M dengan nomor registrasi H-2209 dari Skuadron Udara 8 Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaja. Heli diawaki kapten pilot Lettu Pnb Yogie Pradana dan kopilot Lettu Pnb Ardi Septiantara, membawa sejumlah pasukan elit dari Batalyon 466 Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
Tim TNI AU baru menembus Kecamatan Latimojong pada Minggu, 5 Mei 2024, atau dua hari setelah banjir karena terhambat dengan cuaca buruk dan hujan. Diawali dari Desa Pajang, tim langsung menurunkan bantuan untuk didistribusikan kepada masyarakat di lokasi bencana. Dalam sehari, heli membawa bantuan seberat empat ton yang dibagi dalam empat perjalanan atau sorties.
“Bantuan yang didistribusikan berupa paket makanan dan obat-obatan untuk disalurkan kepada masyarakat korban bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Latimojong,” kata Panglima Koopsud II Marsda TNI Budhi Achmadi melalui siaran pers.
Kecamatan Latimojong terdiri dari 12 desa, masing-masing: Rante Balla, Kadundung, Ulusalu, Lambanan, Tabang, Boneposi,Pangi, Pajang, Buntu Sarek, To'barru, Tibussan, dan Tolajuk. Kecamatan ini dihuni penduduk berjumlah 6.609 jiwa, dengan 2.028 kepala keluarga (KK).