Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi siswa dan siswi di salah satu SD Negeri di Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Makassar, IDN Times - Ombudsman Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menerima berbagai laporan terkait proses penerimaan peserta Didik baru (PPDB) yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Makassar sejak 1 Juli 2020. 

Kepala Ombudsman Kota Makassar, Andi Ihwan Patiroy mengatakan pihaknya menemukan adanya kekurangan dan potensi kecurangan yang merugikan masyarakat. Selain itu ada pula yang merugikan pihak pelaksana dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan.

"Sebagaimana yang tertuang di juknis PPDB 2020 tentang penerimaan peserta melalui sistem daring ini menemui banyak kendala, salah satunya adalah jaringan dan sistem informasi," ujar Ihwan di Kantor Wali Kota Makassar, Selasa (18/8/2020).

1. Kecurangan paling banyak pada pendaftaran, pengumuman dan pendaftaran ulang

Warga mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar, Senin (13/7/2020). IDN Times/Istimewa

Ihwan mengungkapkan pihaknya telah membentuk Tim Khusus Pengawasan PPDB untuk mengawasi proses PPDB secara langsung di Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar. Di sana, Ombudsman menemukan banyaknya kekurangan serta celah kecurangan yang terjadi dalam teknis pelaksanaan PPDB. 

Celah kecurangan itu paling banyak ditemukan pada proses pendaftaran, pengumuman, dan pendaftaran ulang. Tim yang turun setiap harinya mengawal operator serta calon orangtua siswa yang kesulitan dalam mengakses server PPDB yang telah disediakan.

Adapun masalah yang menjadi temuan timsus pada PPDB adalah adanya ketidaksesuaian aturan yang ditemukan, ketidaksesuaian data yang disajikan dalam pendaftaran calon siswa, serta kurangnya sosialisasi terhadap sistem aplikasi dalam PPDB.

"Selanjutnya, kurangnya integrasi sistem pada instansi terkait yang terlibat dalam pelaksanaan PPDB. Lalu, pengabaian protokoler kesehatan dalam pelaksanaan PPDB di tengah pandemik COVID-19," ungkapnya.

2. Ombudsman Makassar terima banyak laporan warga

Editorial Team

Tonton lebih seru di