Siti Nurhasanah saat menceritakan kronologi kasus yang dialaminya / IDN Times : Darsil Yahya
Siti mencertikan awal mula dirinya diancam dan diperlakukan secara arogan oleh AKBP RA usai dirinya meminta tolong kepada AKBP RA, untuk menjual mobil minubus Toyota Rush GR miliknya.
"Saya hubungi dia minta tolong untuk dijualkan, karena memang dia dikenal sering jual beli mobil. Saya ketemu dia di Banten. Beliau ini orang asli Banten," kata Siti kepada awak media, Minggu (24/11/2024).
Dia mengatakan, selang beberapa waktu, ternyata AKBP RA berhasil menemukan calon pembeli kemudian menemui Siti Nurhasana dan meminta mobil tersebut untuk diperlihatkan kepada seseorang di Bandung, Jawa Barat.
"Karena saya percaya, saya kasih itu mobil. Dia bawa itu mobil dua hari. Katanya ada yang mau beli di Bandung," tuturnya.
Usai AKBP RA mengembalikan mobil tersebut, beberapa hari kemudian Siti menghubungi AKBP RA untuk menanyakan apakah mobilnya jadi dibeli atau tidak. Namun, kata Siti Nurhasanah, AKBP RA malah mengaku hendak membeli mobilnya.
"Tiba-tiba dia (AKBP RA) yang mau beli itu mobil seharga Rp150 juta, dengan syarat dia yang akan melanjutkan cicilan mobil tersebut setiap bulannya," ungkapnya.
Dia kemudian mengiyakan permintaan AKBP RA dan menyerahkan mobilnya itu kepada seseorang yang mengaku sebagai anak dari AKBP RA. Namun ternyata janji AKBP RA yang bakal membayar cicilan mobil tersebut hingga lunas, tak ditepati.
"Saya yang setiap bulan ditagih sama debt collector. Itu kan pusing juga saya," keluhnya.
Karena tak tahan terus ditagih oleh debt collector, Siti mengaku mobil tersebut telah ia tebus lunas, sementara AKBP RA tak kunjung membayar cicilannya. Meski telah lunas, mobil Toyota Rush tersebut hingga kini masih dalam penguasaan AKBP RA.
"Sudah saya lunasi, jadi BPKB-nya ada di saya, unit mobilnya ada di dia. Setiap saya tagih oknum polisi itu malah marah-marah, mengancam dan menghina saya dengan kata-kata yang kasar. Psikologi saya terganggu, kerjaan juga terganggu," tandasnya.