Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App

Munafri: Pancasila Pedoman Hidup, Bukan Sekadar Dokumen Historis

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan pesan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Karebosi, Senin (2/6/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyampaikan pesan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Karebosi, Senin (2/6/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)
Intinya sih...
  • Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyerukan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
  • Munafri menyoroti perlunya penerapan nilai Pancasila di sektor pendidikan, birokrasi, ekonomi, dan ruang digital.
  • Penguatan ideologi Pancasila harus dihidupi dalam keseharian dan diapresiasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Makassar, IDN Times - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyerukan penguatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Seruan ini disampaikannya dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Karebosi, Senin (2/6/2025).

"Pancasila bukan sekadar dokumen historis. Ia adalah pedoman hidup yang menyatukan lebih dari 270 juta rakyat Indonesia dengan latar belakang yang berbeda," kata Munafri di hadapan jajaran pemerintah kota, pelajar, mahasiswa, dan tamu undangan.

1. Munafri soroti perlunya penerapan nilai Pancasila di berbagai sektor

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Karebosi, Senin (2/6/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Karebosi, Senin (2/6/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Mengusung tema Pembumian Nilai-Nilai Pancasila Menuju Indonesia Emas 2045, Munafri menyoroti perlunya penerapan nilai Pancasila di berbagai sektor. Dia menyebut sektor pendidikan, birokrasi, ekonomi, dan ruang digital sebagai ruang penting untuk mewujudkannya.

Dia pun mendorong sekolah dan perguruan tinggi agar tidak hanya mengajarkan Pancasila sebagai teori, tetapi menjadikannya sebagai praktik yang dijalankan dalam kehidupan kampus dan keseharian siswa. Sementara di sektor birokrasi, dia menegaskan perlunya layanan publik yang adil dan berpihak kepada rakyat.

"Pancasila harus hadir dalam setiap kebijakan dan program. Tidak boleh ada kepentingan sempit yang mengalahkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial," ucapnya.

Munafri juga menekankan penguatan ekonomi kerakyatan sebagai bentuk pengamalan sila kelima. Menurutnya, UMKM, koperasi, dan pelaku usaha informal perlu terus didorong agar seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam pembangunan.

2. Ruang digital sebagai medan baru perjuangan nilai-nilai kebangsaan

ilustrasi digital (pexels.com/Pixabay)

Munafri turut menyinggung peran ruang digital sebagai medan baru perjuangan nilai-nilai kebangsaan. Munafri mengajak masyarakat menjaga etika bermedia sosial dan melawan disinformasi dengan semangat gotong royong.

"Indonesia butuh kemajuan yang berakar pada moral. Kita ingin bangsa yang maju teknologinya, tapi juga luhur budinya," katanya.

3. Penguatan ideologi Pancasila tidak bisa berhenti pada seremonial

Fotografi Garuda Pancasila (Pexels.com: MLuthfi Abdul Latif)

Munafri menyebut penguatan ideologi Pancasila tidak bisa berhenti pada seremonial atau hafalan semata. Nilai-nilai dasar seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial harus dihidupi dalam keseharian, baik di rumah, di sekolah, di kantor, maupun di ruang publik dan digital.

Dalam kesempatan itu, dia juga menyampaikan apresiasi terhadap Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Dia menilai lembaga tersebut konsisten menggencarkan edukasi dan penguatan ideologi di berbagai kalangan, termasuk aparatur negara.

"Mari jadikan Pancasila sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara," kata Munafri.

Share
Editorial Team