Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
1000976700.jpg
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Ketua Fatayat NU Makassar, Nurul Husna, berbincang saat audiensi di Balai Kota, Selasa (8/7/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar membuka ruang kolaborasi bersama Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga dan menekan angka stunting. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pemerintah tidak bisa bekerja sendiri menghadapi persoalan sosial yang rentan menimpa perempuan dan anak.

Hal itu disampaikan Munafri saat menerima audiensi pengurus Fatayat NU Kota Makassar di Balai Kota, Selasa (8/7/2025). Munafri memandang akar masalah kekerasan dalam rumah tangga maupun pengabaian anak sering berawal dari rendahnya kualitas pendidikan keluarga.

"Intinya ini adalah pendidikan dan edukasi keluarga. Kalau pendidikannya bagus, pola pikirnya akan berbeda, tidak mudah melakukan tindak kekerasan. Inilah yang akan kami lakukan kedepan," kata Munafri di hadapan pengurus Fatayat NU.

1. Munafri soroti minimnya edukasi keluarga picu kekerasan dan pengabaian anak

Ilustrasi KDRT. (IDN Times/Aditya Pratama)

Munafri menyebut pendampingan harus menjangkau pasangan yang baru menikah maupun memasuki masa pasca-persalinan. Minimnya pengetahuan seputar pernikahan dan pola asuh anak dinilai menjadi pemicu munculnya kekerasan maupun pengabaian.

"Baby blues, kekerasan, atau (pengabaian anak) itu sering muncul karena minimnya pengetahuan bagaimana menjadi pasangan suami istri, bagaimana mengasuh anak. Ini masalah kita bersama. Pemerintah tidak akan mampu jika bekerja sendiri," katanya.

2. Pemkot gerakkan RT/RW tekan stunting dan kekerasan keluarga

Ilustrasi KDRT (IDN Times /Aditya Pratama)

Untuk itu, Pemkot Makassar akan menggerakkan sejumlah instansi seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Kesehatan, dan Dinas Sosial. Pemkot juga akan memberdayakan kader PKK serta tokoh masyarakat hingga tingkat RT/RW.

Munafri juga mengingatkan penanganan stunting agar berbasis data valid. Dia pun meminta pendataan dilakukan detail agar progres penanganan terukur.

"Kalau penanganan stunting, saya minta benar-benar dilakukan dengan data by name by address supaya bisa kelihatan progresnya. Seminar tidak boleh hanya menjadi tempat berkumpul, harus ada tindak lanjut konkret," katanya.

3. Fatayat NU punya program perlindungan perempuan dan anak

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, saat menerima audiensi Fatayat NU Makassar di Balai Kota, Selasa (8/7/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Sementara itu, Ketua Fatayat NU Makassar, Nurul Husna, memaparkan sejumlah program prioritas yang menitikberatkan pada perlindungan perempuan dan anak. Fatayat NU juga akan rutin menggelar seminar parenting di setiap kecamatan dengan melibatkan pengurus ranting sebagai fasilitator.

"Edukasi pengasuhan ini, kami harapkan menjadi langkah preventif kekerasan dalam rumah tangga dan pengabaian anak," kata Nurul Husna di hadapan wali kota.

Selain itu, Fatayat NU juga mendorong peran perempuan dalam isu lingkungan melalui pelatihan pembuatan eco-enzim. Metode ini memanfaatkan sampah organik untuk diolah menjadi produk ramah lingkungan yang bermanfaat.

"Kami ingin memastikan perempuan juga berperan dalam menjaga lingkungan, sambil meningkatkan keterampilan ekonomi keluarga," katanya.

Fatayat NU Makassar juga membentuk Lembaga Konsultasi dan Perlindungan Perempuan dan Anak (LKP3A) untuk mendampingi korban kekerasan dan melakukan edukasi berkelanjutan. Nurul Husna berharap Wali Kota Makassar mendukung Fatayat NU agar dapat berkontribusi lebih luas dalam menangani isu kekerasan dalam rumah tangga.

"Kasus kekerasan, bahkan yang menyebabkan anak meninggal, belakangan ini semakin banyak. Kami ingin bersama pemerintah menghadirkan pendampingan dan edukasi," katanya.

Editorial Team