Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional (MQKI) I tahun 2025, yang digelar di Pondok Pesantren As'adiyah Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025). (IDN Times/Aan Pranata)
Menag mendorong santri dan pimpinan pondok pesantren untuk mengeksplorasi ajaran kitab turats terkait pelestarian lingkungan. Menurutnya, banyak ayat dan hadis yang mengajarkan hal tersebut, namun belum banyak dikumandangkan.
“Sekaranglah saatnya. Kemenag mensponsori dengan apa yang disebut ekoteologi. Itu connected antara man, nature, and God. Jangan memperlakukan alam sebagai objek. Bahasa agama sangat penting untuk melestarikan alam semesta ini. Semua agama memerintahkan mencintai alam semesta,” tutur Menag.
Ia menegaskan bahwa semakin manusia memperlakukan alam dengan sopan, semakin tertunda pula datangnya kiamat. Karena itu, ia menilai pesantren harus berada di garda depan dalam mengembangkan kesadaran ekoteologi.
Selain soal lingkungan, Menag juga mengajak pesantren untuk menghidupkan “kurikulum cinta” dalam pendidikan Islam. Baginya, cinta merupakan inti dari teologi Islam yang bisa menyatukan perbedaan.
“Kalau cinta sudah bekerja dalam diri kita sendiri, dalam hati dan pikiran, selamat tinggal kemurkaan, perbedaan, pertentangan, perkelahian. Karena cinta sudah mengikat kita semua. Mari pondok pesantren di mana pun mensponsori inti teologi Islam, cinta,” tegasnya.