Makassar, IDN Times - Beberapa tahun terakhir, tren konflik dan kekerasan di dunia meningkat tajam. Faktor internasional, regional, nasional dan juga lokal jadi pemicunya. Siklus kekerasan tak kunjung selesai dan berujung pada lemahnya pemerintahan dan ketidakstabilan.
Beragam konteks saling tumpang tindih melahirkan benturan. Mulai dari lahan dan ruang hidup, perbedaan ideologi, agama serta isu-isu identitas dan kesenjangan sosial. Ini tentu saja jadi fakta bahwa ada upaya mewariskan kekerasan.
Indonesia juga mengalami hal serupa. Dalam laporan Global Peace Index milik Institute for Economics and Peace --sebuah indeks pengukur tingkat perdamaian global dan tingkat perdamaian di setiap negara-- peringkat Indonesia sejak tahun 2016 terus menukik lantaran suburnya konflik di negara kita.