Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menu Makanan Bergizi Gratis di SMP 1  Makassar, Senin (6/1/2025). (Dok. Istimewa)
Menu Makanan Bergizi Gratis di SMP 1 Makassar, Senin (6/1/2025). (Dok. Istimewa)

Intinya sih...

  • Badan Gizi Nasional (BGN) akan terus mengevaluasi menu makanan siswa untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
  • Sisa makanan akan dikumpulkan dan dianalisis untuk menentukan preferensi siswa terhadap jenis makanan tertentu.
  • Sekolah juga akan mengidentifikasi kebutuhan khusus siswa, seperti alergi makanan atau kondisi kesehatan tertentu.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Dalam upaya menyukseskan program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) akan terus mengevaluasi menu makanan yang disajikan kepada siswa. Evaluasi dilaksanakan dengan menganalisis sisa makanan siswa setelah jam makan.

Analisis itu guna memastikan menu yang disediakan sesuai dengan selera sekaligus kebutuhan gizi mereka. Hal ini disampaikan oleh Kepala SMP 1 Mamajang, Suaib Ramli, saat peluncuran program pada Senin (6/1/2025).

"Untuk menu, saya kira BGN sudah memikirkan dan tentu mengevaluasi setiap hari," kata Suaib.

Di SMP 1 Mamajang, menu MGB yang diberikan kepada siswa terdiri dari nasi putih, potongan ayam, satu potong tahu, satu sachet saus cabai, serta sayur sup yang terdiri dari wortel, jagung dan kentang.

Makanan itu disajikan dalam wadah plastik berbentuk kotak. Setiap siswa juga diberikan satu air mineral kemasan gelas. 

1. Sisa makanan akan dikumpulkan untuk tentukan preferensi siswa

Suasana peluncuran program Makan Bergizi Gratis di SMP 1 Makassar, Senin (6/1/2025). (Dok. Istimewa)

Setiap sisa makanan yang dikumpulkan akan dianalisis untuk menentukan preferensi siswa terhadap jenis makanan tertentu. Menu yang sering tersisa dalam jumlah besar akan menjadi pertimbangan untuk disesuaikan atau diganti di menu berikutnya.

Dengan cara ini, program MBG diharapkan tidak hanya memberikan makanan bergizi, tetapi juga memastikan makanan tersebut dikonsumsi dengan baik oleh siswa, tanpa banyak yang terbuang. 

"Kami disuruh mengumpulkan sisa-sisa makanan yang ada di tempat makan mereka dan itu menjadi evaluasi, mana yang paling banyak sisanya akan jadi pertimbangan untuk menu selanjutnya," kata Suaib.

2. Sekolah perlu identifikasi riwayat alergi makanan dan kondisi kesehatan siswa

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meninjau peluncuran program Makan Bergizi Gratis di SMP 1 Makassar, Senin (6/1/2025). (Dok. Istimewa)

Selain mengevaluasi menu berdasarkan sisa makanan, sekolah juga akan mengidentifikasi kebutuhan khusus siswa, seperti alergi makanan atau kondisi kesehatan tertentu. Hal ini penting untuk memastikan semua siswa dapat menikmati makanan dengan aman.

Sekolah harus memiliki data terkait siswa yang alergi atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Menu akan disesuaikan agar aman dan tetap memenuhi kebutuhan gizi mereka. 

"Yang ditanyakan cuma alerginya, penyakit apa yang tidak cocok dengan makanan yang dikonsumsi, maka perlu kami punya data soal itu," kata Suaib. 

3. Siswa dengan kondisi kesehatan tertentu akan dapat perlakuan khusus

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto meninjau peluncuran program Makan Bergizi Gratis di SMP 1 Makassar, Senin (6/1/2025). (Dok. Istimewa)

Evaluasi menu adalah bagian penting dari keberlanjutan program MBG. Evaluasi ini memastikan bahwa program berjalan dengan baik, efisien, dan benar-benar bermanfaat bagi anak-anak.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto, menyebut mengatakan pihaknya maupun Badan Gizi Nasional akan rutin memeriksa kondisi kesehatan siswa. Siswa yang punya riwayat alergi atau kondisi kesehatan tertentu akan diberikan perlakuan khusus. 

"Misalnya ada yang alergi, ada yang sensitif makanan, riwayat gula atau ginjal, supaya perlakuan-perlakuan khusus ini akan kami laporkan ke badan gizi. Nah ini kita akan perkuat dengan pemeriksaan kesehatan anak-anak," kata Danny. 

Editorial Team