Menteri PPPA: Kekerasan Seksual Marak karena Krisis Kesehatan Mental

- Menteri PPPA, Arifah Fauzi, soroti tingginya kasus kekerasan seksual di berbagai daerah sebagai dampak krisis kesehatan mental masyarakat.
- Tingginya tekanan sosial dan lemahnya relasi dalam keluarga memperburuk situasi, solusi perlu pendekatan penguatan dari dalam keluarga.
- Kasus kekerasan pelaku seringkali orang terdekat karena hubungan dalam keluarga tidak cukup kuat, Arifah dorong korban untuk melapor melalui dukungan bersama.
Makassar, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyoroti tingginya kasus kekerasan seksual di berbagai daerah. Menurutnya, maraknya kasus ini merupakan dampak dari krisis kesehatan mental yang melanda masyarakat.
"Kekerasan seksual ini banyak terjadi di mana-mana karena sebetulnya kesehatan mental masyarakat kita dalam posisi yang sangat mengkhawatirkan," kata Arifah dalam kunjungannya ke UPT PPA Provinsi Sulawesi Selatan, Jumat (23/5/2025).
1. Lemahnya relasi dalam keluarga turut memperburuk situasi

Menurut Arifah, tingginya tekanan sosial dan lemahnya relasi dalam keluarga turut memperburuk situasi. Arifah menilai solusi tidak cukup hanya melalui penindakan hukum, tetapi juga memerlukan pendekatan penguatan dari dalam keluarga.
"Oleh karena itu, salah satu solusi yang kami tawarkan adalah pola asuh dalam keluarga, penguatan kekeluargaan di dalam sebuah keluarga," katanya.
2. Banyak kasus kekerasan justru pelakunya adalah orang terdekat

Arifah menjelaskan banyak kasus kekerasan justru pelakunya adalah orang terdekat karena hubungan dalam keluarga tidak cukup kuat. Dia pun menekankan kasih sayang yang tulus dari orang tua kepada anak sebagai fondasi utama dalam mencegah kekerasan.
"Selain pola asuh, yang paling penting juga adalah pendidikan agama bagi anak-anak kita, bagi keluarga. Saya yakin kalau fondasi agamanya kuat, mungkin bisa meminimalisir untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," kata Arifah.
3. Mendorong keberanian korban untuk melapor

Arifah menyampaikan salah satu upaya yaitu mendorong keberanian korban untuk melapor, antara lain melalui keberadaan Forum Anak Nasional dan Forum Anak Daerah. Dia mengakui bahwa menyuarakan pengalaman kekerasan bukan hal yang mudah sehingga perlu dibangun dukungan agar anak-anak berani berbicara.
"Makanya harus dibangun bersama-sama bagaimana agar mereka punya kekuatan, keberanian untuk berani speak up supaya ini tidak terjadi kepada teman-teman yang lain," katanya.