Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meninjau langsung kondisi TPA Tamangapa, Makassar, didampingi Wali Kota Munafri Arifuddin dan Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi, Jumat (30/5/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)
Sementara itu, Munafri menjelaskan sejumlah langkah yang telah diambil Pemkot Makassar, termasuk penanganan air lindi dan mikroplastik dengan metode capping. Dia juga mengaku telah menjajaki kerja sama proyek Waste to Energy (WTE) yang ditargetkan pemerintah pusat mulai dibangun pada 2026.
"Dengan kondisi apa yang ada, pemerintah kota ini bisa melakukan kegiatannya yang mengurangi risiko lingkungan," ucap Munafri.
Langkah ini diambil untuk memaksimalkan pengelolaan karena tidak tersedia solusi alternatif saat ini. Proyek waste to energy di Makassar yang sudah berkontrak akan diajukan kepada Menteri LH untuk diputuskan apakah akan dilanjutkan atau tidak.
"Kalau tidak, kasih kami untuk menyampaikan tidak. Persoalannya adalah, kalau ini tidak teratasi, dua tahun yang akan datang, persoalan ini akan menjadi persoalan yang sangat serius," kata Munafri.
Pemerintah pusat saat ini tengah merevisi aturan terkait pengolahan sampah menjadi energi. Kota-kota besar dengan timbunan sampah di atas 1.000 ton per hari menjadi prioritas penerapan WTE. Sementara kota dengan volume kecil didorong mengoptimalkan fasilitas pengolahan di tingkat komunitas.
Munafri pun sepakat dengan Menteri LH soal arah pengelolaan sampah. Menurutnya, TPA sebaiknya tidak lagi menjadi lokasi pembuangan langsung, melainkan hanya menerima residu dari hasil proses pengolahan di tahap sebelumnya.
"Jadi mulai dari dipilah lalu diproses di tengah, lalu sampainya di sana sebagai residu. Ini yang harus kita maksimalkan. Supaya apa? Supaya masyarakat ini sudah ada proses untuk mengurangi beban TPA," katanya.