Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menteri Kebudayaan Resmikan Leang-Leang Archaeological Park di Maros

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon resmikan Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Selasa (14/1/2025)/Humas Pemprov Sulsel
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon resmikan Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Selasa (14/1/2025)/Humas Pemprov Sulsel
Intinya sih...
  • Leang Leang diresmikan sebagai destinasi wisata budaya kelas dunia oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.
  • Kawasan karst Maros-Pangkep memiliki lebih dari 700 gua purba dengan lukisan dinding kuno, menjadi salah satu warisan budaya tertua di dunia.
  • Digelar berbagai kegiatan pelestarian lingkungan dan promosi untuk menjadikan Leang Leang sebagai tujuan utama wisata di Indonesia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, meresmikan Leang Leang Archaeological Park dan Pusat Informasi Leang Leang, serta Virtual Reality di Pusat Informasi Leang Leang, Selasa (14/1/2025). Kawasan ini terletak di di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Kawasan Leang Leang Archaeological Park diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata budaya kelas dunia. Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon menyebut Leang Leang sebagai bukti nyata Indonesia memiliki salah satu peradaban tertua di dunia.

"Ini tidak hanya merupakan kekayaan nasional, tetapi ini kekayaan dunia. Ditemukan di wilayah Pangkep dan Maros, sekitar tujuh ratus lebih gua dengan lukisan-lukisan purba. Setiap gua ada namanya, sesuai penamaan lokal," kata Fadli Zon.

1. Fadli Zon bandingkan dengan Pompeii dan Petra

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon resmikan Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Selasa (14/1/2025)/Humas Pemprov Sulsel
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon resmikan Leang-Leang Archaeological Park di Maros, Selasa (14/1/2025)/Humas Pemprov Sulsel

Kawasan karst Maros-Pangkep, tempat Leang Leang berada, menyimpan lebih dari 700 gua purba yang dihiasi lukisan dinding kuno. Fadli Zon membandingkan nilai sejarahnya dengan situs terkenal dunia seperti Pompei di Italia dan Petra di Yordania.

"Leang-leang ini destinasi wisata kelas dunia. Kalau di Italia ada Pompei, di Yordania ada Petra. Ini jauh lebih tua," jelasnya.

2. Banyak kegiatan menarik yang bisa dijajal

Rammang-Rammang, Maros (google.com/geoparkmarospangkep)
Rammang-Rammang, Maros (google.com/geoparkmarospangkep)

Selain peresmian, digelar pula berbagai kegiatan seperti eksperimen alat batu, seni rock art, dan dialog bersama Komunitas Pelestari Kebudayaan di wilayah Kabupaten Maros dan Pangkep. Sebagai bagian dari pelestarian lingkungan, ada juga penanaman pohon endemik khas kawasan tersebut.

"Di sini banyak yang bisa dilakukan, apakah bentuknya festival, mungkin mengundang pelukis internasional dari mancanegara. Melihat dan merespon lukisan purba yang ada di sini," katanya.

Dia berharap agar objek wisata ini lebih dimassifkan promosinya. Karena dibandingkan tempat bersejarah lainnya di negara lain seperti Turkiye, Azerbaijan, dan lainnya, Leang Leang jauh lebih tua.

"Oleh karena itu, kewajiban Pemprov dan kabupaten di wilayah ini untuk memastikan Leang Leang menjadi tujuan utama wisata di Indonesia," katanya.

3. Upaya menuju warisan dunia UNESCO

Suasana hunting foto di Desa Wisata Rammang-Rammang Maros/Istimewa
Suasana hunting foto di Desa Wisata Rammang-Rammang Maros/Istimewa

Pj Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, yang juga hadir dalam peresmian tersebut menekankan bahwa Leang Leang bukan hanya milik Sulawesi Selatan, tetapi sudah menjadi aset dunia. Situs ini sedang diajukan oleh pemerintah untuk menjadi heritage world.

Terdapat lukisan purbakala yang diperkirakan setidaknya berusia lebih dari 52.000 tahun. Ini menjadikannya salah satu warisan budaya tertua di dunia.

Dia juga mendorong promosi yang lebih masif untuk menjadikan Leang Leang sebagai tujuan wisata utama di Indonesia. Terlebih lagi, Kawasan karst Maros-Pangkep diakui sebagai kawasan karst terluas kedua di dunia setelah Guangzhou, Cina.

"Tidak banyak taman arkeologi seperti ini," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us