Makassar, IDN Times - Di salah satu bilik Museum Balla Lompoa, Gowa, tersimpan sebuah mushaf Alquran berusia ratusan tahun. Berukuran sekitar 35 cm x 49 cm, mushaf ini cukup besar dibandingkan Alquran modern.
Terlihat jelas, huruf Hijayyah pada mushaf itu ditulis tangan secara manual. Lembaran-lembaran kertasnya tampak sudah menua dan rapuh. Seolah akan koyak jika disentuh langsung. Mushaf itu disimpan rapi dalam sebuah lemari kaca yang tertutup.
Alquran ini bukan sekadar kitab suci, tetapi juga bukti perjalanan panjang Islam di Sulawesi Selatan. Selembar demi selembar, aksara Arab yang tertulis dengan tinta asli di atas kertas tua menjadi saksi bisu perkembangan agama Islam di wilayah ini.
Menurut Andi Jufri Tenribali, Kurator Museum Balla Lompoa, mushaf ini diduga merupakan salah satu Alquran yang dibawa ke Sulawesi Selatan oleh ulama besar dari Mekkah. Alquran ini diperkirakan diselesaikan pada tahun 1841 M oleh Syekh Ahmad Umar, seorang ulama keturunan Bugis yang lama tinggal di Mekkah.
"Kita tahu bahwa ada ulama besar suku Bugis yang lama berada di tanah suci Mekkah. Beliau ini yang bernama Syekh Ahmad Umar berkesempatan menulis sebuah kitab suci mushaf Alquran ini, diselesaikan oleh beliau di tanah suci Mekkah," jelasnya saat ditemui di Museum Balla Lompoa, Kabupaten Gowa, Sabtu 8 Maret 2025.