Mengenal Bendungan Karalloe di Sulsel yang Bakal Diresmikan Jokowi

Bendungan Karalloe mulai dibangun pada 18 Desember 2013. Fisik bendungan ini dikerjakan oleh PT Nindya Karya dan dibiayai APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ).

Bendungan tersebut dibangun dengan sasaran pembangunan untuk meningkatkan cadangan air, peningkatan luas tanam dan dari 4.000 hektar menjadi 7.004 hektar sawah. Meningkatkan intensitas tanam padi dan palawija dari 150 persen menjadi 250 persen dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Bendungan Karalloe akan mengiri daerah Kelara dan Karalloe seluas 7.004 hektar. Bendungan ini juga akan meningkatkan ketersediaan air baku sebesar 440 liter per detik, mengendalikan banjir di Sungai Karalloe kurang lebih 4,5 mega watt. Bermanfaat pula untuk perikanan air tawar dan akan menjadi destinasi wisata baru.

Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulsel, Andi Darmawan Bintang mengatakan beroperasinya Bendungan Karalloe akan meningkatkan produksi pangan bagi daerah-daerah yang memang selama ini menjadi salah satu daerah hujan.

"Selain dengan sawah-sawah yang ada tersebut, tentu produksi yang sudah dialiri tentu akan lebih dipenuhi lagi dan airnya tidak lagi bergantung pada daerah-daerah yang pengairannya selain di Karalloe, mungkin menjadi sebagai penyuplai tambahan," kata Darmawan.

Darmawan mengatakan Bendungan Karalloe juga mempunyai kapasitas penyedia listrik untuk masyarakat sekitar. Meskipun tidak terlalu besar tapi setidaknya dapat membantu penyediaan listrik di daerah sekitar bendungan tersebut.

"Dengan adanya bendungan ini, maka air tanah di sekitar bendungan tentu akan meningkat akan lebih memudahkan penyediaan air lagi tidak hanya di area penyedia air," katanya.