Makassar, IDN Times – Aktivitas belajar di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar berlangsung seperti sekolah umum lainnya. Namun, semangat para siswanya terasa berbeda. Mereka berasal dari keluarga prasejahtera, tapi kini memiliki kesempatan belajar dan tinggal di lingkungan yang layak serta aman.
SRMA 26 Makassar menggunakan gedung Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar. Sekolah ini merupakan salah satu dari 16 titik Sekolah Rakyat di Sulawesi Selatan yang menjadi bagian dari total 165 sekolah rakyat rintisan di seluruh Indonesia.
Kepala BBPPKS Makassar, Anna Puspasari, menyebut sekolah rakyat lahir sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025. Program ini menjadi salah satu langkah pemerintah untuk memperluas akses pendidikan bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem.
"Berdasarkan Inpres 8 nomor 2025 bahwa sekolah rakyat ini tidak hanya Kementerian Sosial. Di mana kalau Komdigi itu membantu untuk layanan internet, akses jaringan. Jadi yang dihindari dari sekolah rakyat itu tidak boleh ada bullying, kekerasan," kata Anna, saat menerima kunjungan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, Jumat (24/10/2025).
