Makassar, IDN Times - Masjid bukan sekadar tempat ibadah. Di berbagai wilayah Indonesia, anak muda mulai mengambil peran lebih aktif dalam mengelola dan mengembangkan fungsi masjid agar lebih relevan dengan kehidupan masyarakat. Dari masjid kreatif hingga masjid berbasis ekonomi, inisiatif mereka menunjukkan bahwa masjid dapat menjadi pusat inovasi dan pemberdayaan sosial.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh anak muda dalam menghidupkan masjid di Indonesia. Pada umumnya, para anak muda tersebut tergabung dalam Remaja Masjid sebagai wadah pembinaan anak muda di bawah bimbingan takmir atau pengutus masjid. Saat ini, peran anak muda di masjid semakin krusial dalam rangka memakmurkan masjid.
Di Surabaya, Masjid Pemuda Konsulat menjadi contoh bagaimana kreativitas anak muda bisa menghidupkan masjid. Masjid ini buka 24 jam dan menyediakan ruang bagi jamaah yang ingin menginap atau beristirahat. Selain tempat ibadah, masjid ini menjadi ruang bagi diskusi intelektual, kajian keislaman, hingga kegiatan sosial yang melibatkan komunitas lokal.
"Kami ingin menjadikan masjid ini sebagai tempat yang nyaman dan terbuka untuk semua orang, terutama anak muda yang ingin mendekatkan diri kepada agama tanpa merasa terasing," ujar Rizal, salah satu pengelola Masjid Pemuda Konsulat.
Hal serupa juga terjadi di Palembang, di mana anak muda menghidupkan Masjid Agung melalui pendekatan syiar Islam modern. Mereka mengadakan acara yang lebih inklusif, seperti festival Islam, kajian tematik, dan pertunjukan seni Islami yang menarik perhatian generasi muda.
"Kami melihat bahwa banyak anak muda merasa bahwa masjid itu terlalu kaku. Kami ingin mengubah persepsi itu dengan menghadirkan program yang sesuai dengan kebutuhan mereka," kata Fahmi, seorang relawan pengelola Masjid Agung Palembang.