Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times / Aan Pranata

Makassar, IDN Times - Badan Pengurus Masjid Al-Markaz Al-Islami, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memutuskan tetap menggelar berbagai rangkaian kegiatan ibadah sepanjang bulan suci Ramadan. Hanya saja, karena kondisi pandemik COVID-19, aktivitas tersebut dibatasi. 

"Seperti salat tarawih kemudian buka puasa bersama, tapi tetap dengan protokol kesehatan yang berjarak untuk saf salat dan duduknya," kata Imam Besar Masjid Al-Markaz KH M Muammar Bakry saat dihubungi IDN Times, Kamis (8/4/2021). 

1. Jemaah salat tarawih dibatasi 50 persen dari daya tampung masjid

Ilustrasi. Salah satu kegiatan Warung Sedekah Makassar bertajuk WSM for Tahfidz di Masjid Markaz Imam Malik Makassar, Jumat (24/1). IDN Times/Istimewa

Muammar menerangkan jumlah orang yang mengikuti ibadah di Masjid Al-Markaz bakal dibatasi. Misalnya salat tarawih dan salat-salat fardu. Masjid yang bisa menampung 10 ribu jemaah hingga ke halaman kini dibuka untuk 50 persen dari daya tampung.

"(Dulu) setiap buka puasa juga bisa sampai seribu (orang). Tahun ini kita putuskan tinggal setengahnya, 500 orang saja. Karena duduknya juga berjarak dan kita sudah atur," ungkap Muammar.

Pengurus masjid sudah memasang papan pengumuman di berbagai lokasi mengenai aturan tentang penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Antara lain soal penggunaan masker hingga peringatan menjaga jarak. 

2. Beberapa kegiatan rutin di bulan suci Ramadan ditiadakan

Lantai masjid Al Markaz Al Islami Makassar dibersihkan untuk mencegah penyebaran COVID-19, Sabtu (14/3). IDN Times/Asrhawi Muin

Muammar mengatakan, pengurus masjid juga telah memutuskan untuk meniadakan sejumlah kegiatan religi di lingkungan masjid sepanjang Ramadan. Padahal, kegiatan seperti pengajian sering digelar setiap bulan puasa di tahun-tahun sebelumnya.  

Dihilangkannya kegiatan itu sebagai langkah untuk mencegah kerumunan serta menghindari potensi penyebaran virus.

"Lomba-lomba antar majelis taklim, kemudian antar anak sekolah juga kita sudah tiadakan," ungkapnya. 

3. Pasar Ramadan tetap ada namun jumlahnya dibatasi

Kampung Jawa di Kota Denpasar. (IDN Times/Imam Rosidin)

Di sisi lain, Muammar menyatakan pihaknya tetap memberikan kebijakan bagi masyarakat yang menggelar pasar Ramadan di lingkungan masjid. Namun, pasar yang banyak menyajikan kebutuhan berbuka dan lainnya dibatasi. "Kita kurangi jumlah peserta yang ikut," ucapnya. 

Sama dengan jemaah di dalam masjid, peserta pasar Ramadan juga diawasi oleh pengurus dan diberikan teguran apabila tidak menerapkan aturan tentang protokol kesehatan selama berkegiatan di lingkungan masjid.

Editorial Team