Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif. IDN Times/Dahrul Amri
Sebelumnya Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Ahmad Amirul Syari menyampaikan permohonan maaf atas pemadaman bergilir belakangan ini. Hal itu karena menurunnya kinerja beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akibat kekeringan di tengah kemarau panjang dan dampak el nino.
"Kita akui debit air di PLTA-PLTA itu semakin berdampak, jadi awalnya kita bisa menyuplai (listrik) dari PLTA itu sampai 850 Mega Watt tapi sekarang itu sekitar 200 Mega Watt saja. Karena kondisi listrik Sulawesi Selatan itu 30 persen disuplai dengan air," Ahmad menjelaskan.
"Selain pengaruh terhadap PLTA kami, PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu) kami juga demikian akibat kondisi el nino ini, seperti di PLTB Sidrap dan Jeneponto. Biasa di PLTB itu bisa hasilkan 140 Mega Watt sekarang itu hanya suplai 20 sampai 30 saja," lanjutnya.
Ahmad menambahkan, kondisi kelistrikan di wilayah Sulselrabar ini dalam tahun 2023, terparah dalam beberapa tahun terakhir. Pihaknya sudah berupaya menormalkan kinerja PLTA dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca berupa hujan buatan di sekitar PLTA.
"Kami berusaha untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di daerah aliran sungai," kata Ahmad.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso menjelaskan segala upaya dilakukan untuk memperkuat sistem kelistrikan. Di antaranya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) khususnya di daerah aliran sungai di lokasi PLTA, serta relokasi secara bertahap pembangkit dengan total daya 80 MW.
"Kami tidak akan berhenti dan terus berupaya secara bertahap memperkuat sistem kelistrikan. Tim khusus bidang pembangkitan dari Nusantara Power, Indonesia Power, PLN Tarakan dan PLN Batam kami terjunkan untuk membantu pemulihan sistem kelistrikan Sulbagsel," ujar Adi dalam keterangan yang dikutip, Jumat (3/11/2023).