Makassar Serius Bangun Stadion di Untia, Appi: Ini soal Identitas Kota

- Stadion modern dengan fasilitas lengkap
- Mesin ekonomi baru bagi Kota Makassar
- Pembangunan inklusif dan kolaboratif
Makassar, IDN Times - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kembali menegaskan komitmennya membangun stadion bertaraf internasional di kawasan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Proyek strategis ini kini telah masuk tahap perencanaan teknis dan persiapan legalitas, menandai keseriusan Pemerintah Kota untuk merealisasikannya.
Pernyataan tersebut disampaikan Munafri saat memaparkan proyek investasi unggulan bertajuk Makassar Untia Stadium dalam forum Final South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) yang berlangsung di Hotel Novotel Grand Shayla, Makassar, Senin (4/8/2025). Ia hadir bersama Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, di hadapan para panelis dan calon investor.
“Dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,56%, wilayah 175,77 km² dan populasi 1,4 juta jiwa, sangat ironis jika kami tidak memiliki stadion sendiri yang layak dan representatif,” ujarnya.
“Rencana stadion Untia akan kami bangun di atas lahan seluas 13 hektare di kawasan Untia, dengan kapasitas 15.000 penonton dan luas bangunan mencapai 6,7 hektare,” ujar Munafri di forum tersebut.
1. Fasilitas modern, desain berbasis ekonomi dan lingkungan

Munafri menyampaikan bahwa stadion ini dirancang bukan hanya sebagai arena olahraga, tetapi juga sebagai kawasan sport and entertainment district. Fasilitasnya mencakup tribun penonton, ruang VIP, area parkir luas, dan sistem digitalisasi penuh. Stadion juga akan dilengkapi dengan pencahayaan modern di atas 2000 lux, panel surya sebagai energi terbarukan, serta teknologi Video Assistant Referee (VAR).
“Pemerintah kota bahkan merancang kawasan stadion sebagai sport and entertainment district yang bebas kendaraan pribadi. Shuttle bus akan disiapkan untuk menjamin aksesibilitas inklusif dan ramah lingkungan,” tuturnya.
Akses menuju stadion dirancang mudah dijangkau dari pusat kota, dengan waktu tempuh 30–45 menit melalui tol. Proyek ini diproyeksikan memiliki nilai investasi sebesar Rp453 miliar, dengan skema public-private partnership melalui pendekatan Build-Operate and Transfer (BOT) selama 30 tahun.
“Ini merupakan Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana serta fasilitasnya,” jelas Munafri.
“Kontrak konsesi dirancang selama 30 tahun, dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 13,7% berdasarkan skenario optimistis.”
2. Mesin ekonomi baru, dari naming rights hingga UMKM

Tak hanya sebagai infrastruktur olahraga, Munafri menyebut stadion ini sebagai mesin ekonomi baru Kota Makassar. Potensi komersialisasi dinilai sangat besar, mulai dari penjualan hak penamaan (naming rights) senilai Rp70–80 miliar per lima tahun, ruang iklan digital, hingga pengelolaan kawasan UMKM dan parkiran.
“Stadion ini bukan sekadar bangunan, tapi mesin ekonomi. Ini akan membuka ribuan lapangan kerja, meningkatkan PAD, mendorong UMKM, dan memperkuat identitas Makassar sebagai rumah PSM,” tegas Munafri.
Ia juga memproyeksikan bahwa kehadiran stadion akan memicu pertumbuhan kawasan ekonomi baru di bagian utara Makassar, khususnya kawasan pesisir Untia. Infrastruktur penunjang seperti hotel, pusat kuliner, dan ruang publik diperkirakan akan tumbuh seiring pembangunan stadion.
“Bayangkan jika PSM bertanding melawan tim dari Vietnam, Malaysia, atau Singapura. Setiap laga akan membawa wisatawan dan exposure internasional ke kota kita. Ini bukan hanya soal bola, tapi soal pariwisata dan devisa,” paparnya.
Pemerintah juga telah menyiapkan skema subsidi sebesar Rp5,9 miliar untuk mendukung penyelenggaraan event-event nasional dan internasional di stadion tersebut.
3. Pembangunan inklusif dan kolaboratif

Munafri menegaskan bahwa pihaknya tidak terburu-buru menjalin kerja sama dengan investor, karena ingin memastikan seluruh dokumen legal dan administrasi rampung terlebih dahulu. Setelah itu, baru akan dilakukan pembicaraan lebih lanjut secara terukur dan transparan.
“Kami ingin semua dokumen legal dan administrasi rampung terlebih dahulu. Setelah itu, baru kita bicarakan lebih detail dengan para calon investor,” tuturnya.
“Kami tidak hanya membangun stadion, tetapi juga membangun harapan, peluang, dan masa depan Kota Makassar,” dia melanjutkan.
Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, turut menyampaikan harapannya agar setiap proyek strategis di Makassar, termasuk Untia Stadium, benar-benar membawa manfaat langsung bagi masyarakat.
“Kami ingin setiap proyek besar seperti Untia Stadium ini membawa manfaat nyata bagi masyarakat, mulai dari lapangan kerja, UMKM, hingga kebanggaan sebagai warga Makassar,” ujar Aliyah.
Aliyah menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar pembangunan infrastruktur tidak hanya megah secara fisik, tetapi juga inklusif secara sosial dan berdampak nyata secara ekonomi.
“Kolaborasi adalah kuncinya. Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bergerak bersama agar manfaat pembangunan bisa dirasakan secara merata,” lanjutnya.
“Stadion ini menjadi ikon baru Makassar, sekaligus pemicu tumbuhnya infrastruktur dan peluang usaha baru di sektor olahraga, pariwisata, hingga industri kreatif,” harapnya.